Abstract:
Sebanyak dua juta pekerja di Indonesia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Kelelahan adalah faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan, cedera dan kematian. Hubungan kelelahan dengan jenis kelamin terhalang dengan adanya perbedaan antara pria dan wanita. Secara rata-rata total jam kerja wanita lebih rendah dibandingkan pria. Kekurangan tidur, peningkatan keterjagaan dan durasi bekerja yang lebih lama dapat meningkatkan kelelahan seseorang. Seseorang yang mengalami kantuk dan kelelahan, memiliki hubungan yang erat dengan penurunan kewaspadaan. Salah satu alat ukur yang digunakan sebagai evaluasi kewaspadaan
manusia adalah Psychomotor Vigilance Task (PVT). Penelitian ini menggunakan alat
Personal Computer (PC) – PVT 2.0 dengan tiga parameter yaitu mean reaction time (RT),
minor lapses dan number of false start sebagai indikator kewaspadaan. Alat PC-PVT 2.0 belum diuji tingkat keandalannya dalam mengukur tingkat kewaspadaan ketika berada
dalam pengaruh perbedaan jenis kelamin dan durasi tidur yang dibatasi. Maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keandalan PC-PVT 2.0 pada faktor jenis kelamin dan durasi tidur yang dibatasi.
Penelitian ini melibatkan enam belas partisipan (delapan orang pria dan delapan
orang wanita dengan rata-rata umur 21,375 ± 1,087) untuk melakukan pengujian PC-PVT
2.0 selama 10 menit dengan kondisi dua kali pengujian pada setiap perlakuan. Selama pengujian PC-PVT 2.0 berlangsung, data heart rate setiap partisipan direkam menggunakan alat Mi Band 2. Setiap partisipan menerima dua perlakukan yaitu tidur selama 4 jam dan 8 jam dengan pengulangan sebanyak dua kali (test-retest). Pengujian PC-PVT 2.0 terhadap pengaruh jenis kelamin dan durasi tidur yang dibatasi menggunakan dua metode yaitu Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) dan Analysis of Variance (ANOVA). Dalam penentuan nilai keandalan, digunakan metode Intraclass Correlation Coefficient (ICC) dengan model two-way mixed effect, definisi absolute agreement &
consistency dan tipe multiple measurement.
Hasil pengujian ANOVA dan MANOVA menunjukkan bahwa ketiga parameter PCPVT
2.0 memiliki pengaruh terhadap adanya perbedaan kondisi perlakuan tidur yaitu
kurang tidur (4 jam) dan cukup tidur (8 jam). Namun untuk parameter PC-PVT 2.0 yang memiliki pengaruh terhadap adanya perbedaan jenis kelamin hanya berlaku untuk
parameter mean RT dan minor lapses. Hasil pengujian keandalan menunjukkan bahwa parameter mean RT memiliki nilai ICC > 0,8 untuk seluruh kategori pengujian (pria, wanita, kurang tidur dan cukup tidur) dengan kategori penilaian keandalan yang baik. Untuk
parameter minor lapses memiliki nilai ICC > 0,7 untuk seluruh kategori pengujian dengan kategori penilaian keandalan yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa alat PC-PVT 2.0 dengan indikator kewaspadaan parameter mean RT dan minor lapses, memiliki tingkat keandalan yang tinggi saat berada dalam pengaruh perbedaan jenis kelamin dan durasi tidur yang dibatasi.