dc.description.abstract |
Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kereta adalah kelelahan. Kelelahan dapat diakibatkan oleh kebutuhan tidur yang tidak terpenuhi. Kebutuhan tidur dipengaruhi oleh durasi tidur dan kualitas tidur, sehingga ketika kebutuhan tidur tidak terpenuhi dapat mengakibatkan tingkat kantuk meningkat dan terjadi penurunan tingkat kewaspadaan. Selain itu, kelelahan juga diakibatkan oleh rasa bosan akibat kondisi jalan yang monoton. Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan memprediksi performansi mengemudi seseorang ketika menjalankan tugasnya. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model prediksi performansi berdasarkan hasil uji tingkat kewaspadaan dan kantuk pada kondisi jalan yang monoton.
Penelitian ini menggunakan simulator kereta selama 120 menit untuk menggambarkan aktivitas mengemudi. Penelitian ini melibatkan 5 partisipan pria dan 3 wanita yang berusia 22-38 tahun. Masing-masing partisipan akan menerima treatment yang sama (metode within-subject) berdasarkan durasi tidur (4 dan 8 jam) serta kualitas tidur (baik dan buruk) pada malam sebelumnya. Model dibangun menggunakan uji tingkat kewaspadaan dan kantuk objektif menggunakan alat ukur Psychomotor Vigilance Test (PVT) dan Sustained Attention Test (SAT) sedangkan subjektif menggunakan Karolinska Sleepiness Scale (KSS), Visual Analog Scale (VAS), dan Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI). Model prediksi performansi dibangun menggunakan analisis regresi berganda dengan menganalisis terlebih dulu hubungan antara variabel independen dan dependennya berdasarkan nilai adjusted coefficient of determination (adjusted R2).
Berdasarkan nilai adjusted R2 tertinggi menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen memiliki hubungan linier dengan variabel dependen. Oleh karena itu, model prediksi performansi dibangun menggunakan analisis regresi linier berganda dan didapatkan hasil model prediksi performansi dengan nilai adjusted coefficient of multiple determination (adjusted R2) sebesar 61,2% dan dengan variabel akhir yang masuk ke dalam model berdasarkan alat ukur PVT adalah mean reaction time (MRTPVT), alat ukur SAT adalah % number of missed targets (NMTSAT) dan alat ukur SOFI adalah physical exertion (PE) Berikut ini merupakan model prediksi performansi mengemudi kereta yang telah dibangun.
y = -17,068 + 1,495 PE + 0,067 MRTPVT + 0,105 NMRSAT
Persamaan diatas digunakan untuk memasukkan nilai berdasarkan hasil pengukuran PVT, SAT, dan pengisian kuesioner SOFI setiap kali sebelum masinis melakukan aktivitas mengemudi. |
en_US |