Abstract:
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan populasi penduduk sebanyak 238.518.000 jiwa di 2015 dan diproyeksikan pada 2020 akan meningkat menjadi 271.066.000 jiwa. Hal ini berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan individu, salah satunya papan. Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR memperkirakan angka kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 30 juta unit hingga 2025 namun pernyataan tersebut menjadi kontradiktif karena pada 2017 pergerakan indeks sektor properti turun cukup dalam dibandingkan dengan indeks sektor lainnya. Pentingnya sektor properti dan real estate menuntut perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang dalam merealisasikan renstra pemerintah. Apabila penurunan dalam sektor properti dan real estate berlangsung secara terus menerus, maka akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan.
Auditor akan memberikan opini audit going concern jika auditor memiliki keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan. Auditor dapat mempertimbangkan beberapa faktor dalam memberikan opini audit going concern seperti ukuran perusahaan, kondisi keuangan, dan opini audit tahun sebelumnya. Ukuran perusahaan dapat diproksikan menggunakan logaritman natural terhadap total aset yang menandakan semakin besar perusahaan diperkirakan dapat menyelesaikan masalah keuangan dengan cepat. Kondisi keuangan diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Revised Altman Z-score yang menujukkan semakin besar nilai Z-score, perusahaan akan dinilai semakin sehat. Selain itu, perusahaan yang sudah mendapat opini audit going concern tahun sebelumnya kemungkinan akan mendapatkan kembali opini audit going concern di tahun berjalan.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, kondisi keuangan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap pemberian opini audit going concern dengan studi pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2017-2019. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah hypothetico-deductive method dan pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan diperoleh 36 perusahaan sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan analisis regresi logistik data panel menggunakan Eviews versi 11.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Sedangkan, variabel ukuran perusahaan dan kondisi keuangan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Secara simultan, variabel ukuran perusahaan, kondisi keuangan, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Peneliti selanjutnya diharapakan untuk menambahkan variabel lain agar dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi opini audit going concern.