dc.description.abstract |
Beberapa dekade terakhir, perubahan cuaca yang ekstrim serta bencana alam terjadi di banyak negara di dunia. Suhu rata-rata dunia pun terus mengalami peningkatan. Perubahan iklim dan suhu ini diakibatkan oleh emisi karbon yang terus meningkat. Jika terus dibiarkan, emisi karbon yang terus meningkat akan memperbesar risiko konflik, kelaparan, banjir, gangguan ekonomi, dan migrasi massal dari daerah-daerah yang tidak bisa lagi dihuni. Benua Asia saat ini adalah penyumbang terbanyak negara dengan tingkat polusi udara tertinggi. Di lain sisi, sektor industri semen adalah sumber dari sekitar 8% emisi karbon dioksida (CO2) dunia.
Definisi Emisi GRK/Karbon adalah lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka waktu tertentu. Pelepasan terjadi karena adanya pembakaran terhadap karbon, baik dalam bentuk tunggal maupun senyawa. Pengungkapan karbon merupakan salah satu contoh dari pengungkapan lingkungan yang merupakan bagian dari laporan tambahan yang telah dinyatakan dalam PSAK No. 1 (revisi 2009) paragraf dua belas. Dari berbagai standar yang ada, penelitian ini menggunakan GRI sebagai standar karena GRI standards digunakan sebagai standar universal yang paling banyak digunakan yang mampu membuat laporan keberlanjutan memiliki komparabilitas yang tinggi karena standards ini adalah standards yang digunakan oleh banyak negara di dunia.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi deskriptif. Penelitian studi deskriptif berarti mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan, kemudian hasil penelitian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Data penelitian ini diambil dari 33 laporan keberlanjutan yang diterbitkan oleh 11 perusahaan semen di India, Indonesia, Jepang dan Taiwan dalam periode tahun 2017 hingga 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja aspek emisi karbon pada perusahaan semen di Asia berdasarkan pengukuran GRI standards, dan menganalisis perbandingan antara pengungkapan di setiap negara terkait kinerja emisi karbon selama periode 2017 hingga 2019.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kinerja emisi karbon pada perusahaan semen di India, Indonesia, Jepang dan Taiwan berdasarkan indikator GRI Standards, secara keseluruhan memiliki hasil yang cukup baik. Tidak ada satupun perusahaan yang sama sekali tidak mengungkapkan indikator GRI Standar yang berkaitan dengan aspek emisi karbon pada laporan keberlanjutannya periode 2017 hingga 2019. Untuk perusahaan di India, UltraTech adalah perusahaan yang paling unggul dalam melakukan pengungkapan dengan persentase 77% pengungkapan dari 13 indikator terkait emisi selama periode 2017 hingga 2019. Di Indonesia, PT Solusi Bangun Persada adalah perusahaan yang paling unggul dalam melakukan pengungkapan dengan persentase 56%. Sedangkan di Jepang, Nippon Steel adalah perusahaan yang paling unggul dalam melakukan pengungkapan dengan persentase 49%. Dan di Taiwan, Asia Cement adalah perusahaan yang paling unggul dalam melakukan pengungkapan dengan persentase 100%. Jika dilakukan perbandingkan antar negara, Taiwan menempati posisi pertama sebagai negara dengan pengungkapan indikator GRI terkait emisi karbon paling banyak yaitu sebesar 70%, dan di posisi kedua yaitu negara India sebesar 56%, di posisi ketiga yaitu negara Jepang, dan yang terakhir yaitu Indonesia. Beberapa saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan penelitian yaitu, perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan, sebaiknya konsisten untuk melaporkan indikator yang sama pada setiap tahunnya, Bagi pemerintah, sebaiknya pemerintah dapat memahami pengukuran emisi yang dicantumkan perusahaan, sehingga dapat mengembangkan standar laporan negara di masa yang akan datang, Bagi penelitian selanjutnya, untuk dilakukan analisis terhadap negara-negara maju seperti Jepang, sebaiknya mencoba untuk menganalisis integrated report. |
en_US |