Abstract:
Meningkatnya persaingan bisnis menyebabkan perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk menarik pelanggan. Hal ini karena pelanggan dapat menunda melakukan pembayaran sampai dengan batas waktu yang disepakati. Akan tetapi, tidak semua penjualan berhasil ditagih pembayarannya. Suatu sistem pengendalian dibuat untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas pengendalian yang diterapkan oleh CV Adiyasa Workshop pada siklus penjualannya dan mengetahui peranan aktivitas pengendalian terhadap efektivitas penagihan piutang perusahaan.
Menurut COSO Internal Control-Integrated framework, aktivitas pengendalian tersebut terdiri dari adequate separation of duties, proper authorization of transactions and activities, adequate documents and records, physical control over assets and records, dan independent checks on performance. Perancangan siklus penjualan kredit perlu disertai dengan aktivitas pengendaliannya untuk memastikan aktivitas penjualan terkontrol dengan baik dan mencegah risiko. Dengan demikian, aktivitas pengendalian dapat menjamin bahwa semua transaksi telah diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ada untuk mendukung efektivitas penagihan perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif. Sumber data yang digunakan untuk melakukan penelitian yakni data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan cara melakukan studi lapangan dan studi literatur. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti yaitu aktivitas pengendalian pada siklus penjualan CV Adiyasa Workshop. Data yang dikumpulkan kemudian akan dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CV Adiyasa Workshop belum menerapkan kelima komponen aktivitas pengendalian secara memadai menurut COSO Internal Control-Integrated framework. Dari kelima komponen aktivitas pengendalian, CV Adiyasa belum menerapkan aktivitas pengendalian independent checks on performance. Selain itu, masih ditemukan kelemahan dari aktivitas pengendalian yang ada dan beberapa dari kelemahan pengendalian tersebut berdampak pada proses penagihan piutang yang kurang efektif. Hal ini terutama ditemukan pada belum terdapatnya fungsi otorisasi yang independen disertai otorisasi kredit yang belum memadai, kurangnya memadainya media pencatatan untuk pengelolaan piutang perusahaan, dan tidak dilakukannya pemeriksaan kinerja secara independen. Untuk meningkatkan efektivitas penagihan piutang, disarankan perusahaan menempatkan karyawan yang berbeda untuk mengotorisasi pesanan penjualan disertai penetapan batas kredit limit. Dengan demikian pesanan penjualan hanya dari pelanggan yang dapat dipercaya untuk melakukan pembayaran. Perusahaan juga perlu membuat membuat aging schedule agar dapat menyediakan informasi yang lebih jelas terkait kondisi piutang perusahaan sehingga dapat lebih berhati-hati dalam memberikan kredit. Perusahaan dapat membuat laporan pernyataan piutang sebagai surat peringatan pembayaran kepada pelanggan. Terakhir, perusahaan perlu melaksanakan pemeriksaan independen sehingga dapat diketahui kelemahan yang menyebabkan kurang baiknya penagihan piutang perusahaan.