Abstract:
Stabilitas perekonomian sangat bergantung pada peran bank sebagai lembaga
intermediasi. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai bagian dari lembaga intermediasi
harus beroperasi dengan efisien agar dapat mendukung perekonomian. Secara teknis,
apabila bank mampu menghasilkan output maksimum dari input yang dimiliki atau
meminimalkan penggunaan input untuk menggunakan output tertentu maka bank
tersebut dapat dikatakan sudah efisien. Penelitian ini mengukur technical efficiency dari
1429 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Indonesia tahun 2018. Penerapan Data
Envelopment Analysis (DEA) dengan tabungan dan deposito sebagai variabel input
serta kredit sebagai variabel output. Penelitian ini menghasilkan bahwa hanya 20 BPR
yang sudah relatif efisien. Berdasarkan data pada penelitian ini, BPR dengan modal
yang lebih besar ternyata lebih efisien. Ada beberapa BPR yang belum efisien
dikarenakan masih terbatasnya modal yang dimiliki sehingga memerlukan biaya yang
besar agar dapat melakukan kegiatan produksi.