Abstract:
Pada tahun 2010, Tunisia mengalami demonstrasi besar-besaran yang saat ini dikenal sebagai Revolusi Jasmine. Revolusi ini menyebar ke wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara seperti yang terjadi di Mesir pada tahun 2011 yang sekarang dikenal sebagai Arab Spring. Mengacu pada pertanyaan penelitian yang diajukan: “Bagaimana Gelombang Demokrasi berdampak terhadap kondisi politik dan ekonomi di Tunisia dan Mesir?” penelitian ini berhasil menjelaskan dampak Gelombang demokratisasi terhadap kondisi domestik Tunisia sejak kaburnya pemimpin Tunisia pada tahun 2011 dan kondisi domestik Mesir setelah jatuhnya Hosni Mubarak. Analisis ini pun mengacu kepada tiga kerangka pemikiran pokok, yaitu Teori Kritis, Konsep Demokratisasi, dan Teroi Modernisasi. Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif - deskriptif. Penelitian ini telah membuktikan bahwa gelombang demokratisasi berpengaruh terhadap kondisi domestik di Tunisia yang menyebar hingga ke negara lain seperti Mesir. Gelombang demokratisasi telah membuat kondisi politik Tunisia dan Mesir berubah dari yang sebelumnya otoriter menjadi lebih demokratis, dengan mengadakan pemilihan umum yang jujur dan adil. Tunisia juga telah menegagakan hukum terkait hak asasi manusia, terutama dalam hak perempuan, Secara sosial masyarakat Tunisia pun lebih memiliki kebebasan untuk berkumpul dan berserikat, hal ini dibuktikan dengan adanya empat organisasi masyarakat sipil terbesar yang dinamakan The National Dialogue yang berperan dalam melakukan mediasi dan dialog dengan aktor politik untuk membantu menyelesaikan poin-poin penting serta mengesahkan konstitusi baru. Meskipun korupsi adalah motif utama pada protes pada tahun 2011, korupsi justru semakin memburuk setelah revolusi. Tingkat pengangguran juga tetap tinggi terutama pada tingkat lulusan universitas. Aparat kepolisian Tunisia juga masih melakukan penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan, masih melakukan penangkapan secara sewenang-wenang, penggerebekan rumah tanpa surat resmi, serta masyarakat Tunisia masih tidak memiliki kebebasan berpendapat. Mesir juga bearada di ambang kebangkrutan dikarenakan hutang yang terus membeasar dan tidak mampu memberikan fasilitas kepada warga negaranya.