dc.description.abstract |
Negara Indonesia memiliki Global Index Score sebesar 64.2 dan menempati peringkat ke 102 dari 162 negara. Hal ini disebabkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang belum tercapai, salah satunya adalah SDGs Nomor 3 Good Health and Well-Being. SDGs Nomor 3 akan mustahil diraih jika tidak ada pengendalian tembakau dan rokok dengan benar. Tembakau dan rokok tidak hanya merusak kesehatan dan kesejahteraan, namun juga merusak kualitas hidup, kualitas udara, perekonomian, pendidikan, dan lain sebagainya.
SDGs Nomor 3 diungkapkan dalam Sustainability Report atau Integrated Report dengan indikator berdasarkan GRI Standards. SDG Compass diperlukan sebagai penghubung indikator GRI Standards apa saja yang mendukung SDGs Nomor 3. Topik indikator SDGs Nomor 3 adalah dampak ekonomi tidak langsung, emisi, pelepasan air dan limbah, promosi kesehatan, serta kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan. Melalui pengungkapan yang mendukung SDGs Nomor 3, perusahaan dapat mengevaluasi kinerjanya terkait kesehatan dan keselamatan serta dapat menjadi bentuk tanggung jawab perusahaan.
Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik analisis data berupa content analysis, dilanjutkan dengan memberikan skor kesesuaian pada pengungkapan terkait SDGs Nomor 3 berdasarkan indikator GRI Standards. Objek penelitian dalam penelitian ini berjumlah tiga perusahaan rokok, yaitu Perusahaan British American Tobacco, Perusahaan Japan Tobacco International, dan Perusahaan Philip Morris International.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga perusahaan sudah mengungkapkan pengungkapan terkait SDGs Nomor 3 berdasarkan GRI Standards, namun pengungkapan setiap perusahaan bervariasi. Pada Perusahaan British American Tobacco salah satu indikator yang sering diungkapkan adalah mengenai kecelakaan kerja, pada Perusahaan Japan Tobacco International mengenai emisi karbon, sedangkan pada Perusahaan Philip Morris International mengenai pelepasan air. Berdasarkan analisis kesesuaian pengungkapan terkait SDGs Nomor 3, pengungkapan setiap perusahaan masih bersifat partially applied. Skor kesesuaian pengungkapan perusahaan tertinggi diperoleh Perusahaan Japan Tobacco International tahun 2018, yaitu sebesar 67,63%, sedangkan yang terendah diperoleh Perusahaan British American Tobacco tahun 2017, yaitu sebesar 44%. Tren rata-rata kesesuaian pengungkapan terkait SDGs Nomor 3 dari tahun 2017-2019 pada aspek ekonomi relatif konstan, sedangkan pada aspek lingkungan meningkat dari tahun 2017-2018, lalu stabil dari tahun 2018-2019. Hal ini dikarenakan, adanya pengungkapan aspek lingkungan yang sangat tidak sesuai dengan GRI Standards pada tahun 2017. Pada aspek sosial, tren rata-rata kesesuaian meningkat dari tahun 2017-2019, dikarenakan semakin sesuainya pengungkapannya dan adanya perbedaan standar dalam analisis kesesuaian tahun 2017 (GRI Standards 2016) dengan tahun lainnya (GRI Standards 2018). Sementara itu, tren rata-rata kesesuaian seluruh aspek menunjukkan peningkatan dari tahun 2017-2019. Perusahaan Japan Tobacco memperoleh skor tertinggi dibandingkan perusahaan lainnya, baik pada rata-rata skor kesesuaian gabungan tiga periode maupun rata-rata skor gabungan ketiga aspek. Hal ini dikarenakan, pengungkapan yang lebih detail dan sesuai. Sebaiknya perusahaan mengungkapkan pengungkapan terkait SDGs Nomor 3, mengikuti pedoman GRI Standards secara detail dan sesuai ketentuan. Perusahaan rokok di Indonesia, sebaiknya membuat laporan keberlanjutan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada stakeholders. Sedangkan bagi pemerintah di Indonesia, sebaiknya meratifikasi Framework Conventional on Tobacco Control dan memberi kewajiban pada perusahaan rokok untuk membuat laporan keberlanjutan. Pengguna laporan keberlanjutan, sebaiknya sudah memahami tata cara dasar penggunaan GRI Standards. Sedangkan bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan industri lain, agar hasil yang didapat lebih beragam. |
en_US |