dc.description.abstract |
Dunia bisnis terus berkembang dengan sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya ragam jenis persaingan bisnis di kalangan masyarakat. Salah satu persaingan bisnis terjadi dalam industri garmen yang memproduksi pakaian. Pakaian merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Untuk dapat bersaing di industrinya, diperlukan pengelolaan persediaan bahan baku yang baik sehingga dapat menghasilkan produk pakaian yang berkualitas. Menilai efektivitas dan efisiensi pengelolaan persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan pemeriksaan operasional
Pemeriksaan operasional merupakan proses untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau perusahaan, apakah selama ini kegiatan operasi perusahaan telah berjaan dengan efektif, efisien, dan ekonomis. Hasil dari pemeriksaan operasional yaitu berupa rekomendasi dari pemeriksa yang diberikan ke perusahaan untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam perusahaan atau yang memiliki potensi bermasalah. Persediaan merupakan aktiva barang usaha yang masih dalam proses produksi dan disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa mendatang. Pengelolaan persediaan dibutuhkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian akibat jumlah persediaan yang terlalu besar ataupun jumlah persediaan yang kekurangan dan juga agar terciptanya kelancaran produksi dan penjualan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif. Sementara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi lapangan melalui wawancara dan dokumentasi, serta studi literatur untuk pencarian teori dengan menggunakan berbagai macam sumber seperti buku, jurnal, dan referensi lainnya. Objek pada penelitian ini adalah pemeriksaan operasional terhadap pengelolaan persediaan bahan baku dengan unit analisis PT. NRS. PT. NRS merupakan salah satu perusahaan di kota Bandung yang memproduksi berbagai pakaian wanita, khususnya untuk wanita berhijab.
Melalui pemeriksaan operasional ini, diputuskan bahwa critical area berupa pengelolaan persediaan bahan baku yang kurang efektif dan efisien. Dari hasil pemeriksaan operasional, diperoleh temuan kelemahan pada PT. NRS, yaitu kebijakan dan prosedur pemilihan supplier yang kurang memadai, prosedur pemesanan bahan baku yang kurang memadai, prosedur penerimaan dan penyimpanan bahan baku oleh bagian gudang yang masih kurang memadai, prosedur penerimaan, pengelolaan, dan pengeluaran bahan baku oleh bagian produksi yang kurang memadai, serta kebijakan terkait lokasi pengelolaan persediaan bahan baku dan pemberian jasa makloon yang PT. NRS tetapkan kurang efisien. Pengelolaan persediaan bahan baku yang kurang efektif dan efisien tersebut menimbulkan kerugian bagi PT. NRS. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa pada tahun 2019 PT. NRS menanggung biaya selisih harga yang lebih mahal karena membeli bahan baku dari supplier lain sebesar Rp 5.454.500. Pada tahun 2019 perusahaan juga menanggung kerugian akibat bahan baku menjadi waste sebesar Rp 8.701.850. Adanya selisih pencatatan dan perhitungan fisik pun membuat perusahaan perlu menanggung kerugian sebesar Rp 6.769.568 pada tahun 2019. Pada tahun 2019, PT. NRS juga mengeluarkan biaya upah karyawan produksi saat menganggur karena bahan baku belum lengkap sebesar Rp 3.741.000. Perusahaan disarankan untuk mengevaluasi supplier langganan, melakukan stock opname bahan baku, bagian pembelian mengawasi staf administrasi gudang saat penerimaan sisa bahan baku, melakukan pemeriksaan ulang sisa bahan baku sebelum memesan ke supplier, dan melakukan pemeriksaan operasional secara konsisten dan berkala setiap enam bulan sekali. |
en_US |