Abstract:
Tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang penting bagi perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, namun masalah ketenagakerjaan masih banyak terjadi dan seringkali diperbincangkan di Indonesia. Isu ketenagakerjaan berhubungan dengan banyak pihak, seperti pekerja, pemberi kerja, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, komunitas buruh, serta berbagai pihak terkait lainnya.
Pentingnya aspek ketenagakerjaan terlihat dari pengungkapan dalam laporan keberlanjutan perusahaan, tepatnya pada pengungkapan aspek sosial sesuai dengan GRI Standards. Topik ketenagakerjaan yang berkaitan dengan GRI Standards adalah kepegawaian, hubungan tenaga kerja dan manajemen, kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan, keanekaragaman, non-diskriminasi, kebebasan berserikat, pekerja anak, dan kerja paksa. Melalui pengungkapan aspek ketenagakerjaan yang baik, sumber daya manusia dapat dinilai kualitasnya dan dapat dilihat bagaimana perusahaan bertanggung jawab pada tenaga kerjanya.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data berupa content analysis, kemudian dilanjutkan dengan melakukan penilaian kesesuaian pengungkapan berdasarkan panduan penyusunan laporan keberlanjutan. Objek penelitian yang digunakan berjumlah 28 perusahaan dengan rincian empat perusahaan pada industri construction, enam perusahaan pada industri mining and metals, lima perusahaan pada industri oil and gas, dan tiga belas perusahaan pada industri perbankan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 28 perusahaan yang diteliti telah mengungkapkan aspek ketenagakerjaan berdasarkan pedoman GRI Standards, namun setiap perusahaan memiliki pengungkapan indikator yang berbeda-beda. Pada industri construction salah satu indikator yang sering diungkapkan mengenai kecelakaan kerja, sementara pada industri mining and metals mengenai keanekaragaman. Pada industri oil and gas, salah satu indikator yang sering diungkapkan mengenai kepegawaian sedangkan industri perbankan mengenai pelatihan. Berdasarkan analisis kesesuaian pengungkapan aspek ketenagakerjaan, keempat industri masih bersifat partially applied. Kesesuaian pengungkapan perusahaan yang tertinggi terjadi pada tahun 2018 oleh PT Pertamina Geothermal Energy yaitu sebesar 90% dan untuk yang terendah terjadi pada tahun 2018 oleh PT Bank Central Asia Tbk yaitu sebesar 31%. Tren rata-rata kesesuaian pengungkapan aspek ketenagakerjaan untuk tahun 2016-2018 dalam industri mining and metals dan oil and gas meningkat, dikarenakan pengungkapan indikator yang semakin sesuai dengan GRI Standards. Pada industri construction, tren rata-rata kesesuaian berfluktuasi dan pada industri perbankan menurun dikarenakan pengungkapan indikator yang semakin tidak sesuai dengan GRI Standards. Sementara itu, rata-rata kesesuaian keempat industri selama 2016-2018 menunjukkan hasil tertinggi pada industri oil and gas, sedangkan untuk terendah setiap tahunnya menunjukkan industri yang berbeda-beda. Sebaiknya perusahaan mengungkapkan aspek ketenagakerjaan sesuai GRI Standards lebih lengkap dan konsisten melakukan pelaporan keberlanjutan. Bagi pengguna laporan keberlanjutan, sebaiknya sudah mengetahui dasar tata cara penggunaan panduan GRI Standards. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan industri lain dan periode analisis sehingga hasil yang didapatkan semakin komprehensif.