Abstract:
industri garmen merupakan salah satu industri yang memiliki kontribusi yang
besar yaitu 18,98% bagi perekonomian Indonesia. Industri ini juga merupakan salah satu
industri yang memiliki pertumbuhan tertinggi di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhannya
yang tinggi, persaingan yang terjadi di industri garmen semakin meningkat. Oleh karena itu,
perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif agar dapat terus bersaing dan bertahan di
industri garmen. Perusahaan manufaktur memiliki banyak aktivitas yang dilakukan dalam
menjalankan operasi perusahaan. Salah satu aktivitas yang terpenting dalam perusahaan
adalah aktivitas untuk mengolah input yang berupa bahan baku menjadi output yang berupa
bahan jadi, yang biasa disebut dengan aktivitas produksi.
Pemeriksaan operasional merupakan proses mengevaluasi apakah kegiatan
operasi yang dilakukan oleh perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien.
Pemeriksaan operasional untuk perusahaan manufaktur berfokus pada aktivtas produksi
karena aktivitas produksi merupakan aktivitas utama perusahaan. Produksi merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Tetapi
kenyataannya, aktivitas produksi perusahaan dapat menghasilkan produk cacat dan
membuktikan bahwa aktivitas produksi belum berjalan dengan efektif dan efisien.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
deskriptif. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan data sekunder. Data
primer diperoleh dari wawancara dan juga observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
data perusahaan seperti struktur organisasi, job description, standard operating procedure,
prosedur proses produksi, kertas kerja produk cacat selama satu tahun mulai dari Maret 2019
hingga Februari 2020, dan biaya rework. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
dengan studi lapangan dan studi literatur. Objek dari penelitian ini adalah aktivitas produksi
dai PT. MJ dengan tujuan untuk mengurangi produk cacat.
Berdasarkan pemeriksaan operasional yang telah dilakukan, telah ditemukan
adanya masalah pada aktivitas produksi perusahaan yaitu adanya produk cacat yang jumlahnya
melebihi batas toleransi. Akibat dari produk cacat tersebut, selama periode Maret 2019 sampai
dengan Februari 2020, PT.MJ mengeluarkan biaya rework sebesar Rp.268.695.659,02 untuk
produk cacat yang dapat diperbaiki dan mengalami penurunan laba sebesar Rp. 84.024.400,00
dan kerugian sebesar Rp. 42.105.000,00 akibat adanya produk cacat yang tidak dapat
diperbaiki. Peneliti menemukan faktor-faktor penyebab produk cacat dan besar pengaruhnya
terhadap produk cacat yaitu faktor materials berpengaruh 15%, man berpengaruh 30%,
methods berpengaruh 45%, dan machine berpengaruh 10%. Oleh karena itu, ada beberapa
rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan yaitu melakukan evaluasi terhadap supplier
secara rutin, negosiasi dan pemeriksaan lebih ketat untuk bahan baku, meningkatkan
pengawasan terhadap karyawan, memberikan workshop singkat kepada karyawan, membuat
standard operating procedure, membuat laporan pelanggaran karyawan, membuat sistem
reward and punishment, membuat peraturan bahwa karyawan tidak boleh mengobrol dan
produk cacat harus langsung diperbaiki, meningkatkan maintenance mesin, dan menambah
karyawan bagian quality assurance.