Abstract:
Kebutuhan dunia akan infrastruktur terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Indonesia sendiri mengupayakan peningkatan infrastruktur. Kegiatan infrastruktur tersebut dibutuhkan untuk menjalankan sembilan agenda prioritas pemerintah yaitu Nawacita. Dengan adanya dampak dari pembangunan infrastruktur dan agenda pemerintah Indonesia untuk melakukan pembangunan infrastruktur secara masif maka dibutuhkan peranan dari akuntansi keberlanjutan. Dengan begitu penyampaian laporan keberlanjutan dapat menjadi bentuk kesadaran perusahaan akan perubahan paradigma bisnis kearah berkelanjutan sesuai konsep Triple Bottom Line. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keberlanjutannya pada tahun 2017 dan 2018 adalah PT Jasa Marga Tbk, PT PP Tbk, PT Nindya Karya, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Adhi Karya Tbk. Setiap perusahaan mengungkapkan bahwa dalam pelaporannya menggunakan pedoman standar GRI.
Standar Pelaporan Keberlanjutan GRI mencakup praktek pengungkapan informasi keberlanjutan menginspirasi akuntabilitas, membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko, dan memungkinkan organisasi untuk mengambil peluang baru. Standar GRI mencakup pelaporan dalam aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sesuai dengan konsep Triple Bottom Line. Dalam landasan laporan keberlanjutan berdasarkan standar GRI, terdapat prinsip yang bersifat fundamental untuk mencapai pelaporan keberlanjutan berkualitas tinggi. Prinsip pelaporan dibagi menjadi dua kelompok, prinsip isi laporan dan prinsip kualitas. Prinsip-prinsip pelaporan isi laporan membantu organisasi untuk memutuskan isi laporan mana yang akan disertakan dalam laporan. Sementara, prinsip-prinsip pelaporan kualitas laporan memandu pilihan untuk memastikan kualitas informasi dalam laporan keberlanjutan, termasuk presentasinya yang tepat.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keberlanjutan PT Wijaya Karya Tbk, PT PP Tbk, PT Nindya Karya, PT Wijaya Karya Tbk, PT Adhi Karya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan pengumpulan data sekunder yang kemudian dilakukan analisis pengujian berdasarkan standar GRI atas laporan keberlanjutannya tahun 2017 dan 2018.
Laporan keberlanjutan kelima perusahaan selama tahun 2017 dan 2018 dilihat dari segi gambaran struktur yang disajikan secara keseluruhan sama meskipun dengan jumlah kategori yang berbeda. Dari penilaian pengungkapan indikator ekonomi, lingkungan, dan sosial, ketiga indikator tersebut belum dapat dipenuhi dengan baik oleh kelima perusahaan. PT PP Tbk merupakan perusahaan dengan pengungkapan terbaik dengan partially applied sedangkan PT Adhi Karya Tbk merupakan perusahaan terburuk. Untuk prinsip isi, prinsip konteks keberlanjutan merupakan prinsip dengan pemenuhan terbaik, sementara prinsip inklusivitas pemangku kepentingan terburuk. Untuk prinsip kualitas, prinsip ketepatan waktu merupakan prinsip dengan pemenuhan terbaik, sementara prinsip keandalan terburuk. Secara keseluruhan, penilaian tertinggi atas kedua prinsip diraih oleh PT Jasa marga Tbk, diikuti dengan PT Wijaya Karya Tbk, PT PP Tbk, PT Nindya Karya, dan terakhir PT Adhi Karya dengan pemenuhan well applied dari kelima perusahaan.