Abstract:
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara. Kementerian koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik
Indonesia selalu menerima laporan mengenai keluhan pelaku usaha khususnya UMKM dalam
berbagai permasalahan. Permasalahan yang dihadapi ini disebabkan oleh pengendalian
internal yang kurang memadai serta pengawasan yang belum efektif terhadap pengendalian
internal tersebut. Hal ini tentunya sangat merugikan pelaku usaha UMKM karena sulit untuk
mendeteksi berbagai masalah seperti kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di
perusahaan. Minimnya pengetahuan tentang pengelolaan operasional dan pengendalian
internal di perusahaan membuat para pelaku usaha sulit untuk melakukan pengendalian
terhadap operasional perusahaan sehingga berisiko menimbulkan terjadinya tindak
kecurangan (fraud).
Penerapan pengendalian internal dinilai mampu untuk mencegah dan
mendeteksi timbulnya significant fraud risk. Analisis pengendalian internal dapat dinilai
berdasarkan komponen yang terdapat pada pengendalian internal tersebut antara lain control
environment, risk assessment, control activities, information and communication, dan
monitoring. Di samping itu, perusahaan harus memperhatikan tiga aspek penting penyebab
terjadinya tindakan fraud, yaitu: pressure, opportunities, dan rationalization, sehingga
diperlukan adanya analisis terhadap pengendalian internal perusahaan untuk mendeteksi
significant fraud risk.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Pengolahan
data dilakukan dengan menganalisis hasil wawancara terhadap responden yang berkaitan
dengan area yang diteliti dan membandingkannya dengan hasil observasi. Objek penelitian
dalam penelitian ini adalah internal control yang dianalisis untuk mendeteksi dan mencegah
tindakan fraud pada siklus persediaan dan pergudangan di Railway Coffee Station
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa risiko fraud yang
diidentifikasi seperti: perusahaan tidak memiliki pemisahan fungsi yang baik dalam hal
pencatatan, otorisasi, dan penjagaan terhadap aset perusahaan yang berupa persediaan bahan
baku, selain itu perusahaan tidak memberikan tunjangan khusus untuk karyawan yang sudah
berkeluarga dan tidak adanya sistem promosi atau kenaikan jabatan untuk para karyawannya.
Dari hasil pemahaman terhadap pengendalian internal perusahaan, dapat disimpulkan bahwa
pengendalian internal yang dimiliki perusahaan masih belum memadai. Perusahaan
disarankan agar melakukan: (1) pemisahan fungsi dan wewenang, (2) memberlakukan sistem
kenaikan jabatan kepada karyawan berdasarkan prestasinya (3) membatasi akses ruang
penyimpanan persediaan dan (4) menetapkan kebijakan secara tegas serta memberlakukan
sanksi terhadap pelanggaran kebijakan perusahaan pada siklus persediaan dan pergudangan.