dc.description.abstract |
Dunia bisnis di Indonesia berkembang pesat dikarenakan banyak faktor, antara lain inovasi teknologi dan globalisasi ekonomi. Para pelaku usaha harus bersaing untuk memenuhi permintaan konsumen. Sebagai pelaku fungsi distribusi pada PT Sinar Sosro, Kantor Penjualan Tangerang1 tidak terlepas dari berbagai masalah terkait persediaan. Setiap bulan terjadi selisih jumlah persediaan antara yang dicatat dengan jumlah yang ada di gudang, meskipun telah dilakukan cross check oleh bagian penjualan untuk meniadakan faktor salah catat atau salah input. Selisih tersebut akan diakui oleh Kantor Penjualan Tangerang1 sebagai kerugian.
Persediaan merupakan salah satu komponen penting yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan operasional karena dapat berdampak pada siklus operasi usaha tersebut, maka dari itu dibutuhkan pengendalian internal untuk mengelola persediaan. Selain pengendalian internal, pemeriksaan operasional juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa segala prosedur dalam kegiatan operasional dan prosedur dalam pengendalian internal telah memadai, sesuai kebijakan perusahaan, dan dilaksakan dengan baik.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan dan studi literatur. Data yang diperoleh dari penelitian lapangan, yaitu hasil wawancara, hasil observasi langsung, dan dokumen-dokumen yang digunakan, seperti struktur organisasi dan dokumen lain terkait aktivitas pengelolaan persediaan. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari buku mengenai pemeriksaan operasional dan kegiatan pengelolaan persediaan.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Kantor Penjualan Tangerang1 telah melakukan pengendalian internal, namun masih kurang memadai. Stock opname yang dilakukan setiap bulan menghasilkan temuan adanya selisih jumlah persediaan antara yang dicatat dengan jumlah yang ada di gudang. Setelah ditemukan adanya selisih, bagian penjualan melakukan cross check dengan tujuan untuk meniadakan faktor salah catat atau salah input. Namun demikian, masih ada sisa selisih yang timbul dan berakibat pada pengakuan kerugian bagi Kantor Penjualan Tangerang1. Dalam periode Oktober-Desember 2019, Kantor Penjualan Tangerang1 mengakui kerugian sebesar Rp 86.908.825 akibat persediaan yang hilang. Masalah selisih ini dapat terjadi karena tidak adanya prosedur dan aturan secara jelas dan tertulis tentang pengelolaan persediaan di gudang, serta kurangnya kesadaran manajemen akan pentingnya keamanan dari persediaan yang disimpan di gudang. Selain itu, pengisian dokumen kurang lengkap, pengotorisasian dokumen tidak tepat, tidak digunakannya kartu stok pada gudang, serta pengarsipan dokumen kurang baik sehingga tracing dokumen, sebagai tindak lanjut ditemukannya selisih persediaan, tidak dilakukan karena sulit. Setelah ditemukan penyebabnya, diberikan saran rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi Kantor Penjualan Tangerang1 dalam upaya tindakan perbaikan. |
en_US |