Abstract:
Dalam industri garmen saat ini, persaingan usaha sangatlah ketat. Meningkatnya tingkat impor di Indonesia merupakan ancaman yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh harga produk impor yang lebih murah dan sangat mengikuti perkembangan trend pasar. Banyak juga perusahaan baru yang mulai tergiur untuk terjun ke dalam industri ini. Ketatnya persaingan di dalam industri ini membuat perusahaan harus dapat menekan biaya produksinya tanpa mengurangi kualitas produknya agar dapat memenangkan persaingan di pasar. Salah satu keunggulan yang dapat digunakan perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan adalah kualitas. Dengan meningkatkan kualitas, perusahaan dapat meminimalisir kecacatan yang terjadi dan mengurangi biaya yang dikeluarkan.
Untuk dapat meningkatkan kualitas dan mengurangi tingkat kecacatan dari produk yang dihasilkan perusahaan perlu mengoptimalkan biaya kualitas yang dikeluarkan. Biaya kualitas merupakan salah satu komponen dari biaya produksi, untuk itu perusahaan perlu melakukan analisis biaya kualitas, sehingga aktivitas pengendalian kualitas yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Unit penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan Eka Karya, Eka Karya adalah perusahaan yang bergerak dalam industri garmen yang terletak di kota Bandung. Sedangkan objek penelitiannya adalah peranan analisis biaya kualitas pada perusahaan Eka Karya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui studi lapangan, dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, Eka Karya memiliki tingkat kecacatan sebesar 1,93% yang hampir melewati batas standar perusahaan yaitu 2%. Eka Karya sudah melakukan beberapa aktivitas pengendalian seperti memberi pelatihan kepada karyawan, melakukan inspeksi, pengawasan oleh kepala produksi, dan melakukan pemeliharaan screen. Dapat disimpulkan bahwa selama ini Eka Karya belum melakukan analisis terhadap biaya kualitasnya, karena perusahaan belum mengetahui biaya – biaya yang termasuk kedalam biaya kualitas, dan belum menggolongkan biaya kualitasnya ke dalam empat golongan, yaitu biaya prevention, biaya appraisal, biaya internal failure, dan biaya external failure. Selama ini perusahaan Eka Karya belum memfokuskan biaya kualitasnya untuk aktivitas pengendalian yang bersifat mencegah. Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan masih terfokus kepada biaya appraisal dan biaya internal failure saja. Maka dari itu penulis menyarankan agar perusahaan melakukan analisis biaya kualitas sehingga perusahaan dapat mengetahui proporsi dari masing – masing kategori biaya kualitas dan memfokuskan biayanya kepada aktivitas pencegahan, mengidentifikasi jenis kecacatan yang paling sering terjadi, dan melakukan tindakan perbaikan dengan cepat terhadap faktor – faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap timbulnya kecacatan produk, dengan cara memperbaiki kualitas screen, menyediakan perlengkapan berupa catok screen, evaluasi supplier untuk bahan baku, perbaikan tata letak pabrik dan membuat instruksi produksi secara tertulis.