Drought forecasting model for Limboto-Bolango-Bone River Basin and Sumbawa River Basin

Abstract

Kekeringan adalah salah satu bencana keairan yang sering terjadi di Indonesia. Kekeringan akan memberikan dampak yang besar untuk negara yang bergantung dengan pertanian, salah satunya Indonesia. Perlu dilakukan manajemen bencana kekeringan untuk mengurangi dampak kekeringan mengingat pertanian menyumbang kebutuhan sebanyak 70% dari total kebutuhan air di Indonesia. Prakiraan kekeringan merupakan salah satu komponen dalam Manajemen Bencana Kekeringan, yakni bertindak sebagai elemen dari sistem peringatan dini. Wilayah Sungai Limboto-Bolango-Bone dan Wilayah Sungai Sumbawa dipilih pada studi ini. Karakteristik dari kekeringan akan dihitung menggunakan metode SPI dengan basis hujan bulanan yang bersifat real-time. Validasi hasil indeks kekeringan dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara luas wilayah sawah yang terkena kekeringan dengan intensitas kekeringan dan durasi kekeringan. Pemodelan prakiraan kekeringan dibuat untuk bulan kering dengan pendekatan statistik menggunakan persamaan polinomial orde dua dan regresi linear berganda yang merupakan fungsi dari parameter telekoneksi Oceanic Niño Index (ONI). Model prakiraan kekeringan menghasilkan indeks kekeringan dengan kesalahan terkecil yaitu berdasarkan Root Mean Square Error (RMSE) untuk Wilayah Sungai Limboto-Bolango-Bone RMSE maksimum 0,444 untuk model prakiraan kekeringan satu bulan ke depan dan RMSE maksimum 0,684 untuk model prakiraan kekeringan enam bulan ke depan. Untuk Wilayah Sungai Sumbawa RMSE maksimum 0,620 untuk model prakiraan kekeringan satu bulan ke depan dan RMSE maksimum 0.698 untuk model prakiraan kekeringan enam bulan ke depan.