Abstract:
Pada studi penelitian ini, program HEC-RAS 5.0.3 digunakan untuk mensimulasikan model hidrolik
and membuat model kualitas air yang terkalibrasi untuk mensimulasikan transport polusi di Sungai
Citepus. Model kualitas air yang terkalibrasi dengan baik kemudian akan digunakan untuk
mensimulasikan beberapa kasus skenario untuk memulihkan kualitas air Sungai Citepus ke kualitas
air Kelas III berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001. Parameter kualitas air yang disimulasikan di
dalam model kualitas air antara lain Temperature, Dissolved Oxygen (DO) dan Biochemical Oxygen
Demand (BOD5). Parameter kualitas air tersebut diperoleh dari pengukuran lapangan dan sampling
air limbah pada beberapa lokasi di sepanjang Sungai Citepus. Studi penelitian ini menyediakan tiga
seri data untuk masing-masing data hidrolik dan data kualitas air. Dalam pemodelan hidrodinamik,
kedalaman hidrolik yang terukur dan kedalaman hidrolik hasil simulasi model akan dianalisis
menggunakan RMSE and koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai RMSE
untuk tiga seri data antara lain 0.91, 0.69, dan 0.89. Sementara itu, nilai koefisien korelasi untuk
ketiga seri data antara lain 0.17, 0.34 dan 0.15. Simulasi model kualitas air dilakukan setelah
simulasi model hidrodinamik. Kalibrasi model kualitas air dilakukan dengan cara menentukan
koefisien k1 (Decay Rate Coefficient) dan koefisien k2 (Reaeration Coefficient). Model kualitas air
disimulasikan untuk setiap seri data untuk memperoleh model kualitas air yang baik. Nilai koefisien
k1 (Decay Rate Coefficient) dan koefisien k2 (Reaeration Coefficient) yang memberikan model
kalibrasi yang baik adalah 1.4/hari dan 12/hari. Berdasarkan model kualitas air yang telah
tervalidasi, dua kasus scenario disimulasikan untuk mengendalikan polusi Sungai Citepus dan
memulihkan kualitas airnya ke kualitas air Kelas III. Pada kasus scenario pertama, diasumsikan air
limbah yang berasal dari Sungai Citepus telah memenuhi standar baku air limbah untuk limbah
domestik sementara kualitas air limbah yang berasal dari Sungai Ciroyom dibiarkan tetap sama
sesuai dengan kondisi aktualnya. Pada scenario kedua, diasumsikan baik air limbah yang berasal
dari Sungai Citepus maupun air limbah yang berasal dari Sungai Ciroyom telah memenuhi standar
baku air limbah untuk limbah domestik. Namun, berdasarkan hasil simulasi kedua scenario,
diketahui bahwa kualitas air pada Sungai Citepus tetap tidak memenuhi standar untuk kualitas air
Kelas III.