Abstract:
PT X merupakan perusahaan yang memproduksi kain dengan menggunakan
berbagai macam benang. Saat ini PT X melakukan pemesanan ke supplier benang
dengan jumlah yang berlebihan sehingga PT X mengalami kelebihan persediaan. Hal ini
menyebabkan tingginya biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh PT X. Oleh karena itu,
perlu dibuat sistem persediaan yang dapat mengurangi jumlah persediaan benang dan
meminimasi expected total cost.
Penelitian ini dilakukan terhadap 8 benang yang diperoleh dari 4 supplier dan
paling sering digunakan oleh PT X. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan individual
order menggunakan metode T dan joint order. Joint order dapat dilakukan karena
terdapat beberapa benang yang diperoleh dari supplier yang sama. Hasil yang dipilih
adalah jenis pemesanan yang menghasilkan expected total cost terendah. PT X juga
dapat mengalami kasus special price di mana benang akan mengalami penurunan atau
kenaikan harga. Ketika terjadi penurunan atau kenaikan harga, perlu ditentukan jumlah
pemesanan yang memaksimasi penghematan atau meminimasi expected total cost.
Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa benang yang diperoleh dari
supplier yang sama akan dipesan secara joint order. Untuk supplier SD akan dilakukan
pemesanan setiap 31 hari, untuk supplier SX akan dilakukan pemesanan setiap 8 hari,
untuk supplier IS akan dilakukan pemesanan setiap 31 hari, dan untuk supplier SBA akan
dilakukan pemesanan setiap 41 hari. Expected total cost yang diperoleh untuk
pemesanan ke empat supplier tersebut adalah sebesar Rp 24.252.567,89.
Untuk kasus special price dilakukan perhitungan jumlah benang yang harus
dipesan saat ada penurunan atau kenaikan harga. Penurunan harga dapat terjadi pada
semua benang atau beberapa benang saat waktu pemesanan atau sebelum waktu
pemesanan. Kenaikan harga dapat terjadi pada semua benang atau beberapa benang
saat waktu pemesanan.