Abstract:
Manga dan anime merupakan produk industri kreatif Jepang dengan catatan kontribusi yang sangat baik terhadap pendapatan nasional. Terlepas dari tingginya tingkat permintaan serta popularitas, pembajakan menjadi isu yang mengiringi. Sebagai salah satu negara dengan masyarakat penggemar terbesar di dunia, pembajakan manga dan anime di China menjadi sorotan pemerintah Jepang. Kerugian dari maraknya aktivitas pembajakan di China mendorong pengambilan keputusan definitif pemerintah Jepang untuk melindungi manga dan anime. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dalam menanggulangi pembajakan manga dan anime di China pada tahun 2014-2018. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori pluraslime yang dicetuskan oleh Ernst Haas dan James N. Rosenau untuk menjelaskan bahwa negara bukan satu-satunya aktor yang berupaya menanggulangi isu pembajakan manga dan anime di China. Selain itu, penulis menggunakan konsep kepentingan nasional yang digagas oleh Joseph S. Nye untuk menjelaskan bahwa kepentingan nasional dalam isu merupakan hasil diskusi pemerintah dan pihak-pihak bersangkutan lainnya di Jepang. Konsep lain yang penulis gunakan adalah kerjasama internasional; ini untuk menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama multilateral dan bilateral yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dan pemerintah China. Upaya pemerintah Jepang dalam menanggulangi pembajakan manga dan anime di China dilaksanakan melalui dua format: (1) upaya internal, dilakukan bersama dengan perusahaan-perusahaan publikasi dan produksi di Jepang, seperti peluncuran proyek Manga-Anime Guardians serta penangkapan pembajak berkebangsaan China dan (2) upaya eksternal, dilakukan bersama dengan pemerintah dan perusahaan-perusahaan distributor di China, seperti menjadi bagian dari platform multilateral dan melakukan kerja sama bilateral dalam bentuk kunjungan kehormatan, seminar, penegakan hukum, dan pameran.