dc.description.abstract |
Dalam satu dekade terakhir, penurunan tingkat kebebasan media telah menjadi fenomena global, tidak hanya pada area berkonflik, namun telah meluas hingga negara-negara yang mengedepankan demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi, termasuk Britania Raya. Setelah hampir satu dekade, Britania Raya memberikan respons dengan menciptakan konferensi berskala global untuk menciptakan kembali lingkungan yang aman dan berkelanjutan bagi praktik kebebasan media, dengan memimpin negara-negara dunia untuk memperbaharui komitmennya. Penulis akan memberikan satu pertanyaan penelitian; Mengapa Britania Raya menggunakan Future News Worldwide dan Global Conference on Media Freedom sebagai instrumen untuk mencapai kepemimpinan diplomatik dalam mengupayakan kebebasan media? Penulis juga akan menggunakan empat teori antara lain; Tiga Pilar Masyarakat Kosmopolitan oleh Barry Buzan di bawah Teori Mazhab Inggris, perspektif liberalis-pluralis di bawah Teori Demokrasi, konsep soft power dan nation-branding. Hasil dari penelitian ini adalah, Britania Raya dapat mencapai misinya sebagai pemimpin diplomatik dalam memberantas penurunan tingkat kebebasan media, dengan menciptakan Gerakan yang dipimpin oleh negara untuk memperlihatkan komitmen, memperbaiki citra negaranya, serta memperluas ideologinya pada masyarakat global. |
en_US |