Abstract:
Dalam kehidupan bersekolah di suatu negara, siswa-siswi seringkali diperhadapkan dengan berbagai macam masalah salah satunya adalah School-Related Gender-Based Violence (SRGBV). Permasalahan ini banyak disebabkan dari budaya stereotip yang diterapkan pada anak dalam lingkungan sekolah oleh teman sebaya, kakak kelas, bahkan guru. SRGBV terjadi di banyak negara termasuk Zimbabwe melihat sudah banyak pula korban kekerasan seksual di sekolah. Maka, untuk menghapus SRGBV, UNESCO memutuskan untuk mengakhiri masalah tersebut. Penelitian ini akan menjelaskan “Bagaimana Upaya UNESCO dalam Menghapus School-Related Gender-Based Violence (SRGBV) di Zimbabwe”.
Penelitian ini menggunakan teori liberalisme institusionalis yang menekankan pentingnya Organisasi Internasional sebagai aktor non negara dalam Hubungan Internasional. Kemudian, adapula penekanan pada peran dan fungsi organisasi internasional untuk melihat jika upayanya sejalan dengan kedua perihal tersebut. Dalam hal ini, UNESCO melakukan upaya karena melihat upaya sekolah dan pemerintahan Zimbabwe yang kurang memberikan hasil berdampak bagi kehidupan anak bersekolah sehingga belum mampu menyelesaikan persoalan SRGBV secara optimal. Pendekatan tersebut dipilih karena dapat menjelaskan upaya UNESCO sebagai organisasi internasional yang mempunyai kapasitas untuk menyelesaikan masalah dalam negara. Penulisan penelitian menggunakan metode kualitatif yang merupakan metode berbasis dokumen. Penelitian ini pula menjelaskan upaya yang dilakukan oleh UNESCO yaitu pembuatan dan penerapan Global Guidance bersama UN Women dan alat “Connect With Respect” yang merupakan alat kurikulum untuk membantu guru dalam membangun hubungan gender yang setara antara siswa-siswi agar bisa saling menghormati satu sama lain. Melalui Global Guidance, UNESCO dapat melaksanakan peran aktor, fungsi artikulasi dan agregasi, fungsi norma serta menjadi provider of information. Kemudian, melalui alat “Connect With Respect”, UNESCO melaksanakan fungsi arena, secara bersamaan melaksanakan fungsi artikulasi dan agregasi juga di upaya ini dan terakhir melaksanakan fungsi sosialiasi.