dc.description.abstract |
Kolombia mengalami krisis kopi sejak berakhirnya sistem kuota internasional dari International Coffee Agreement (ICA) pada tahun 1989 dan jatuhnya harga kopi dunia akibat meningkatnya produksi negara-negara lain seperti Brazil dan Vietnam. Kedua hal tersebut berdampak negatif terhadap para petani kopi Kolombia. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, Nespresso telah berupaya mengimplementasikan konsep CSV terhadap sektor kopi di Kolombia. Maka dari itu, pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi program Creating Shared Value (CSV) Nespresso terhadap sektor kopi di Kolombia pada tahun 2004 – 2018?”. Dalam menjawab pertanyaan penelitian, peneliti akan menggunakan beberapa teori dan konsep utama yaitu teori pluralisme, konsep perusahaan multinasional dan konsep CSV. Teori pluralisme dan konsep perusahaan multinasional digunakan untuk menunjukkan bahwa aktor non-negara seperti perusahaan multinasional juga merupakan aktor yang berperan signifikan dalam dunia internasional karena dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial suatu masyarakat. Sementara itu, konsep CSV yang dicetuskan oleh Porter dan Kramer digunakan untuk menjelaskan tiga cara Nespresso dalam mengimplementasikan CSV yaitu menyusun kembali produk dan pasar, mendefinisikan kembali produktivitas dalam rantai nilai, dan membangun klaster industri pendukung. Peneliti menemukan bahwa Nespresso telah mengimplementasikan tiga cara tersebut melalui program Nespresso AAA Sustainable Quality. Konsep “AAA” memiliki arti yaitu kualitas, keberlanjutan, dan produktivitas. Untuk mencapai “A” pertama yaitu kualitas, Nespresso melakukan berbagai kegiatan seperti menggunakan metodologi TASQ dan bekerja sama dengan FNC. Sementara itu, dalam upaya mencapai “A” kedua yaitu keberlanjutan, Nespresso beroperasi dengan membentuk tujuh klaster utama di Kolombia dan melakukan berbagai kegiatan seperti investasi, program AAA Future Farmer, dan sertifikasi SAN. Terakhir, Nespresso juga melakukan pembangunan pusat penggilingan di Huila dan Jardin, serta berinvestasi di daerah-daerah bekas konflik FARC untuk mencapai “A” yang ketiga yaitu produktivitas. |
en_US |