Abstract:
Pada masa ini, masyarakat terutama generasi milenial, merasa bahwa pendapatan adalah segalanya.
Salah satu cara untuk menghasilkan uang dengan mudah adalah melalui investasi.
Cryptocurrency, suatu aset digital yang menarik perhatian kaum muda karena teknologi, aksesibilitas,
dan juga privasi yang tidak diberikan aset lainnya. Konsep high risk high return sangat
cocok dalam menggambarkan kondisi cryptocurrency saat ini dengan kenaikan dan penurunan
yang sangat drastis. Akan tetapi, generasi muda bersedia mengambil risiko dalam investasi
cryptocurrency yang dapat memberikan profit dua atau tiga kali lipat. Dalam hal ini, investor
atau bahkan trader berharap dapat mengetahui seberapa besar risiko di balik investasi aset
tersebut. Salah satu metode yang dapat memberikan hasil tersebut adalah Value at Risk (VaR)
yang bertujuan mengukur risiko kerugian suatu aset sesuai dengan rentang waktu yang ditentukan.
Estimasi VaR dapat memberi gambaran kerugian yang dapat dialami seorang investor dan
juga membantu dalam memutuskan apakah keuntungan aset tersebut sepadan dengan risikonya.
Dalam estimasi VaR, terdapat tiga metode yang akan digunakan, yakni simulasi Monte Carlo,
bootstrap historical simulation dan juga model GARCH(1,1). Ketiga metode tersebut kemudian
dibandingkan dengan menggunakan uji Kupiec yang menilai berdasarkan pelanggaran VaR. Dari
hasil pengujian, model GARCH(1,1) memberikan hasil estimasi VaR yang terbaik.