Abstract:
Kesetaraan gender mulai menjadi perhatian masyarakat internasional sejak diratifikasinya Convention on the Elimination of all Forms of Discrimination Against Women oleh negara anggota PBB pada 1979. Salah satu upaya mencapai kesetaraan gender adalah dengan mendorong adanya pemberdayaan perempuan di tengah masyarakat. Hal ini diperlukan karena budaya patriarki telah mengakar dalam sendi-sendiri kehidupan masyarakat, sehingga menjadi salah satu menghambat bagi perempuan untuk bergerak dalam aktivitas perekonomian. Berbagai organisasi mengambil peran untuk mengatasi masalah ini, termasuk Women for Women International. WfWI berfokus untuk membantu perempuan membangun kehidupannya kembali akibat perang, dengan meningkatkan kapasitas perempuan dalam perekonomian. Rwanda merupakan salah satu negara yang menjadi tempat WfWI beroperasi. Peristiwa genosida pada 1994 lalu menyebabkan pergeseran dalam pola kehidupan masyarakat. Berdasarkan Global Gender Gap Report, representasi politik perempuan di Rwanda merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Akan tetapi, dominasi populasi perempuan tidak selalu menunjukkan dampak yang positif bagi representasi ekonomi perempuan di Rwanda. Representasi perempuan di sektor ekonomi terhambat oleh beberapa hal seperti faktor kultural dan akses perekonomian yang terbatas. Dengan menggunakan teori liberalisme instusional, konsep organisasi non pemerintah, konsep pemberdayaan, dan konsep pemberdayaan ekonomi perempuan, penelitian ini fokus membahas peran yang dijalankan Women for Women International dalam mendorong pemberdayaan ekonomi perempuan di Rwanda dari tahun 2013 sampai 2018. Mengacu pada tiga peran NGO yaitu implementer, catalyst, dan partner, WfWI telah menunjukkan komitmennya dengan upaya, yaitu pertama, mempromosikan sarana simpan-pinjam semi-formal Village Savings and Loans Associations, kedua, mendirikan Women Opportunity Center, dan terakhir, menjalin kerja sama dengan pemerintah, organisasi, dan sektor swasta.