Abstract:
Sebagai kelompok terorisme yang menganut paham radikalisme ISIS memiliki cita-cita membangun negara Islam dengan membawa nama Daulah Islamiyah. Teritorial merupakan sebuah elemen penting bagi ISIS dalam mewujudkan cita-cita tersebut. ISIS yang sempat menguasai kawasan Irak dan Suriah, khususnya Aleppo, Mosul dan Raqqa, kini harus mengerahkan rencana baru dikarenakan tingginya tekanan Internasional dalam usaha melemahkan kekuatan ISIS di Timur Tengah. Kawasan Irak dan Suriah tidak lagi dalam situasi yang kondusif untuk menjalankan pemerintahan negara Islam, sehingga menyebabkan banyanya teror atas nama ISIS yang terjadi di kawasan luar Timur Tengah, yakni Asia Tenggara. Penulis kemudian, akan berfokus pada serangan atas nama ISIS di Marawi yang terjadi pada tahun 2017. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dan menjawab pertanyaan Bagaimana pertimbangan serta upaya ISIS terhadap tujuan untuk menjalankan misi khilafah dalam membentuk kekhalifahan di Asia Tenggara? Untuk menghasilkan analisa yang komprehensif, penulis akan menggunakan bantuan dari konsep terorisme, radikalisme, collective identity serta teori development as freedom dan social movement untuk menjawab pertanyaan terkait jatuhnya pilihan ISIS dalam upaya mempertahankan eksistensi melalui agresi di wilayah Marawi di Filipina Selatan pada 2017.