dc.description.abstract |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya upaya pembubaran media Al-Jazeera pada Krisis Diplomatik Qatar tahun 2017 oleh Arab Saudi dan negara-negara GCC melalui ultimatum yang berisi 13 tuntutan yang salah satunya adalah pembubaran Al-Jazeera. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dibuatlah rumusan penilitian yaitu “Mengapa Arab Saudi ingin membubarkan Al-Jazeera pada Krisis Diplomatik Qatar tahun 2017?”. Untuk menjawab pertanyaan penilitian tersebut, penulis menggunakan teori segitiga konflik ABC dari Johan Galtung, konsep Al-Jazeera Effect dari Simon Henderson dan William L. Youman, Agenda-Setting dari Everett Rogers, Cobb, dan Elder, dan Framing dari Goffman. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur. Berdasarkan hasil penelitian, Arab Saudi dan GCC ingin membubarkan Al-Jazeera pada Krisis Diplomatik Qatar tahun 2017 adalah karena dasar hubungan Qatar-Arab Saudi yang konfliktual yang mencapai puncaknya pada krisis diplomatik pada tahun 2017 yang diakibatkan oleh perbedaan sikap terhadap Arab Spring dan perebutan pengaruh di Timur Tengah. Walaupun mengaku independen, ada indikasi bahwa Al-Jazeera merupakan alat untuk mencapai kepentingan luar negeri Qatar. Hubungan konfliktual ini diperkuat dengan kemampuan Al-Jazeera dalam melakukan Al-Jazeera effect, framing, dan agenda-setting yang mampu mengancam Arab Saudi dan negara-negara GCC. Maka dari itu, Arab Saudi dan GCC ingin membubarkan Al-Jazeera pada Krisis Diplomatik Qatar tahun 2017. |
en_US |