Abstract:
Diplomasi ekonomi Tiongkok dilakukan dengan komitmennya untuk
memberikan bantuan pendanaan pada sektor pembangunan infrastruktur.
Keunggulan dalam sektor teknologi juga menjadi modal bagi Tiongkok untuk
melaksanakan diplomasi ekonominya. Salah satu negara yang menjadi mitra
kerjasama Tiongkok adalah Indonesia. Kondisi konektivitas nasional Indonesia
yang masih membutuhkan perkembangan transportasi menjadi peluang bagi
Tiongkok untuk menjalankan diplomasinya. Salah satu proyek yang menjadi target
Tiongkok adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk
menjawab pertanyaan “Bagaimana upaya-upaya diplomasi ekonomi Tiongkok
terhadap Indonesia untuk dapat mengelola proyek Kereta Cepat Jakarta-
Bandung?”. Analisis dilakukan dengan menggunakan konsep kebijakan luar negeri,
soft power, diplomasi, dan diplomasi ekonomi dalam mengajukan penawaran.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Tiongkok tidak melibatkan APBN dan
menerapkan skema business to business dalam skema pendanaannya, serta
melakukan promosi teknologi, transfer teknologi pendukung, hingga pelatihan
sumber daya manusia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Tiongkok telah
menunjukkan fleksibilitasnya dalam mengedepankan kepentingan negara mitranya,
yaitu Indonesia.