Abstract:
Prevent Strategy sebagai kebijakan kontra-terorisme di Inggris bertujuan untuk mengurangi terjadinya aksi terorisme, namun kebijakan ini tidak mencapai tujuannya karena terjadinya lima serangan terorisme pada tahun 2017. Penelitian ini telah mendeskripsikan “Mengapa implementasi Prevent Strategy—sebagai tindakan kontra-terorisme—tidak mencapai tujuannya dalam mengurangi serangan terorisme di Inggris pada tahun 2017?” Metode yang dipakai dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif yang menganalisa proses sekuritisasi Inggris terhadap serangan terorisme pada tahun 2017 dan Prevent Strategy sebagai kebijakan kontra-terorisme Inggris. Penelitian ini memakai dua teori yaitu teori sekuritisasi dan Social Identity Theory (SIT).
Penelitian ini memaparkan dua faktor yang menyebabkan kegagalan implementasi Prevent Strategy sebagai kebijakan kontra-terorisme di Inggris. Faktor pertama adalah inkonsistensi dan kelemahan dari isi kebijakan dan implementasi Prevent Strategy yang menyebabkan timbulnya kontroversi dari berbagai pihak terutama kaum Muslim karena kebijakan ini dianggap diskriminatif dan bias. Faktor kedua merupakan mengakarnya Islamophobia di masyarakat Inggris yang menyebabkan kesulitan untuk menerapkan kebijakan tersebut dengan baik. Kondisi tersebut menimbulkan rasa permusuhan antara kaum Muslim dan non-Muslim yang menjadi suatu katalis dalam motif-motif serangan terorisme yang terjadi pada tahun 2017. Maka, Prevent Strategy yang seharusnya menjadi strategi kontra-terorisme di Inggris tidak mencapai tujuannya untuk mengurangi serangan terorisme yang terjadi pada tahun 2017 karena inkonsistensi dan kelemahan dalam implementasi dan isi kebijakan tersebut yang memicu perilaku Islamophobia yang telah berakar di antara masyarakat Inggris yang mempersulit implementasinya.