Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan halaman akun Facebook Free West Papua Campaign sebagai media propaganda referendum baru untuk kemerdekaan Papua Barat guna menggalang dukungan internasional terutama negara anggota Melanesian Sparhead Group (MSG). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pergerakan kelompok pro-kemerdekaan ini masih bertahan hingga tahun 2019 dan bersifat adaptif dengan perkembangan zaman, terutama adanya kebijakan sensor media yang menyulitkan jurnalis asing untuk meliput berita. Kehadiran media sosial terutama Facebook telah menjadi sarana untuk menginformasikan dunia luar bagaimana keadaan di Papua Barat, termasuk hadirnya halaman akun Free West Papua Campaign yang diikuti oleh 387.334 orang dan telah disukai sebanyak 392.920 kali. Melihat fenomena tersebut, maka rumusan penelitian ini sebagai berikut “Bagaimana akun Facebook Free West Papua Campaign digunakan sebagai media propaganda untuk menggalang dukungan internasional terkait referendum baru kemerdekaan Papua Barat?” Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis menggunakan teori dan konsep konstruktivisme, self-determination, propaganda, opini publik, dan media sosial. Peneliti menggunakan metode analisis wacana guna menjawab pertanyaan penelitian. Merujuk pada lima karakteristik propaganda oleh Garth S. Jowett dan Victoria J. O’Donnell, maka akun Free West Papua Campaign ini menjadi salah satu media propaganda digital. Lima karakteristik propaganda meliputi kesengajaan, sistematis, upaya, membentuk persepsi publik, dan respon audiens. Wacana propaganda yang disuarakan oleh Free West Papua Campaign di antaranya adalah kolonisasi Indonesia, pelanggaran HAM, dan referendum kemerdekaan sebagai solusi damai dan bermartabat. Unggahan ini bertujuan mengkonstruksi pandangan publik terkait penderitaan masyarakat Papua Barat dan bagaimana konflik ini seharusnya diselesaikan melalui intervensi asing guna dilaksanakannya referendum kemerdekaan.