Abstract:
Penelitian ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan luar negeri Timor Leste terhadap Australia dalam Konflik Celah Timor. Kedua negara ini saling bersaing demi mendapatkan hak menejemen eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam yang berada di kawasan Celah Timor. Konflik ini berlangsung selama 16 tahun lamanya, selama periode waktu tersebut Timor Leste mengalami titik balik dalam perjuangan memperoleh kembali wilayahnya. Kebijakan luar negeri yang dipelopori oleh Xanana Gusmao menjadikan Timor Leste semakin gencar untuk memperjuangkan hak mereka. Kebijakan luar negeri yang dibentuk oleh Timor Leste dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Penelitian ini mencoba menjawab bagaimana pengaruh faktor eksternal dan internal tersebut pada kebijakan luar negeri Timor Leste.
Teori realisme neoklasik digunakan untuk membahas faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi Timor Leste dalam membuat kebijakan terkait konflik ini. Tekanan internasional dikarenakan adanya sistem anarki yang mendorong negara kuat menekan negara lemah serta kondisi domestik mendorong terjadinya pembentukan kebijakan luar negeri. Konsep kebijakan luar negeri Kai He mendukung realisme neoklasik. Legitimasi politik pemimpin dibahas untuk mendalamai preferensi elit terhaap konflik ini. Teori konflik dari Johan Galtung peneliti gunakan untuk menjelaskan Konflik Celah Timor. Konsep anarki internasional menjadi pelengkap untuk menjelaskan alasan Australia mengajukan klaim atas wilayah Celah Timor.
Penulis mengedepankan metode kualitatif dalam meneliti masalah ini. Peneliti memulai penelitian ini dengan memahami konflik yang terjadi, lalu mulai meneliti faktor eksternal dan internal menurut Realisme Neoklasik. Penulis menemukan bahwa tekanan Australia menjadi faktor eksternal dan kemiskinan di Timor Leste, preferensi elit, serta opini publik menjadi faktor internal mempengaruhi kebijakan luar negeri Timor Leste.