dc.description.abstract |
Penelitian ini beranjak dari pertanyaan utama tentang bagaimana tekanan aktor-aktor sosial mempengaruhi pertimbangan rencana Indonesia pada era Abdurrahman Wahid untuk membuka hubungan dagang dengan Israel. Pertanyaan ini muncul karena konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina menjadikan banyak negara menutup kemungkinan hubungan resmi dengan Israel, termasuk Indonesia. Pada tahun 1999, Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan bahwa pemerintah akan membuka hubungan dagang resmi dengan Israel. Pernyataan ini memunculkan masalah baru dan berbagai kecaman serta dukungan dari dalam negeri. Untuk menjawab pertanyaan utama tersebut, penelitian ini akan mencoba menggambarkan pengaruh aktor sosial dalam pertimbangan kebijakan tersebut menggunakan pendekatan aktor sosial oleh Jean-Frederic Morin dan Jonathan Paquin, yang didukung oleh sejumlah konsep untuk membantu analisis dan pengumpulan data. Secara metodologis, penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif yang didukung dengan studi pustaka. Pada akhirnya penulis menemukan bahwa aktor-aktor sosial terbagi menjadi dua sifat, yaitu pendukung dan penghambat. Karena dalam prosesnya terdapat pertentangan antara sentimen masyarakat terhadap Israel dengan argumentasi akademis mengenai kebijakan tersebut. |
en_US |