Abstract:
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan penelitian, apa saja faktor
yang mempengaruhi keberhasilan kerjasama pembangunan kapal selam Chang
Bogo Class dan apa faktor yang mempengaruhi kegagalan kerjasama pembangunan
pesawat tempur KFX/IFX. Hal tersebut dapat dilihat menggunakan konsep ladder
of production sebagai kerangka pemikiran. Dengan menggunakan konsep tersebut
akan terlihat kemampuan dan kapabilitas tiap-tiap perusahaan dalam penguasaan
teknologi pada tahapan-tahapan linear yang mengimplikasikan kemandirian
alutsista. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan
mengumpulkan dokumen, dan menganalisanya sesuai konsep yang dipakai.
Penelitian ini menunjukan bahwa faktor penguasaan teknologi merupakan penentu
bagi keberhasilan suatu kerjasama terutama untuk kegiatan transfer of technology.
PT. DI dan DSME dapat menghasilkan kapal selam Chang Bogo Class karena
DSME sudah memiliki teknologi yang menyeluruh pada pembangunan kapal
selam, sementara PT. DI dan KAI gagal dalam pembangunan pesawat tempur
KFX/IFX karena KAI belum memiliki teknologi pesawat tempur generasi 4,5.