Kerjasama ekonomi Rusia-Jepang dan sengketa Kepulauan Kuril Selatan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab peranyaan riset: Bagaimana kerjasama ekonomi antara Rusia dan Jepang dapat dijadikan dasar bagi mekanisme penyelesaian sengketa teritorial di wilayah Kepulauan Kuril Selatan? Sudah lebih dari 70 tahun kedua negara belum berhasil menemukan resolusi yang tepat bagi permasalahan ini. Penelitian ini menggunakan beberapa teoeri dan konsep, yakni: Teori Neorealisme, Teori Kepentingan Nasional, Teori Kerjasama dan Game Theory akan digunakan untuk menganalisis tentang bagaimana kerjasama ekonomi antara Rusia dan Jepang dapat menjadi instrumen untuk membuka pembicaraan lebih lanjut dan negosiasi terkait penyelesaian sengketa Kepulauan Kuril Selatan. Dalam penelitian ini telah ditemukan bahwa Rusia dan Jepang telah berusaha untuk menyelesaikan permasalahan sengketa teritorial melalui tiga cara. Pertama, adalah upaya dari pihak Rusia dalam bentuk rencana pengembalian dua pulau pada era Presiden Nikita Kruschev dan pengajuan proposal penyelesaian sengketa oleh Presiden Vladimir Putin. Kedua, adalah upaya dari pihak Jepang dalam bentuk pemberian bantuan pasca transisi Rusia dan juga Rencana Kerjasama Delapan Poin? (The Eight Point Cooperation Plan) yang diusulkan oleh PM Shinzo Abe. Ketiga, adalah upaya yang dilakukan bersama dalam bentuk berbagai proses negosiasi yang dan kerjasama ekonomi yang dikembangkan oleh kedua negara. Proses penyelesaian permasalahan ini juga diketahui mengundang respon dari Parlemen Eropa dan juga Amerika Serikat.