dc.description.abstract |
Semenjak tahun 1993, Tiongkok rentan terhadap ketahanan energi di sektor minyak. Untuk itu, Tiongkok menjadikan minyak sebagai agenda prioritas di dalam kebijakan luar negerinya dengan negara-negara penghasil minyak. Salah satunya adalah Arab Saudi yang merupakan merupakan negara dengan produksi minyak terbanyak di dunia dan pemilik cadangan minyak terbesar kedua di dunia. Penulis merumuskan pertanyaan penelitian, yaitu “Bagaimana upaya Tiongkok mencapai ketahanan energinya melalui kerja sama dengan Arab Saudi? Penelitian ini menggunakan teori Liberalisme yang digunakan untuk menjelaskan konsep kepentingan nasional, konsep ketahanan energi, untuk melihat kontribusi Sinopec untuk memenuhi kebutuhan energi Tiongkok. Konsep interdependensi untuk melihat ketergantungan minyak Tiongkok dengan Arab Saudi. Terakhir adalah konsep kerja sama, untuk menjelaskan bagaimana Tiongkok bekerja sama di dalam ketergantungan minyak dengan Arab Saudi untuk menjamin ketahanan energi. Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menunjukan bahwa kerja sama Tiongkok untuk mencapai ketahanan energi melalui kerja sama dengan Arab Saudi bersifat dinamis, dan juga Arab Saudi ingin memiliki hubungan dagang yang baik dengan negara lain tidak hanya dengan aliansinya yaitu Amerika Serikat. |
en_US |