Abstract:
Dengan berpegangan pada pernyataan penelitian “Bagaimana respon
Iran terhadap ancaman nuklir Israel dalam upaya mengembalikan
keseimbangan kekuatan di kawasan Timur Tengah?” , penelitian akan
menggunakan perspektif neorealisme, konsep deterrence dan persepsi ancaman
untuk menggambarkan respon Iran menghadapi ancaman nuklir Iran. Strategi
Nuclear Opacity Israel yang cenderung ambigu memberikan dilema keamanan
kepada Iran sebagai seorang aktor rasional mandiri dan harus mempertahankan
keselamatan negaranya dengan melakukan self-help .
Guna menjawab pertanyaan penelitian, penulis akan mengacu pada
pengumpulan data deskriptif melalui studi pustaka dan literatur. Pengumpulan
data akan berdasar pada perspektif dan konsep yang digunakan untuk menyokong
argumen penulis dalam menjawab pertanyaan penelitian. Berpegang dari
kerangka penelitian dan data yang mendukung, penulis berhasil menarik beberapa
poin penemuan mengenai respon Iran menghadapi ancaman nuklir Israel.
Yang pertama, posisi Iran yang merasa terancam oleh strategi Nuclear
Opacity Israel akan berusaha untuk menandingi kemampuan nuklir Israel dalam
upaya menciptakan keseimbangan kekuatan yang saat ini tidak asimetris terhadap
Iran. Upaya yang dilakukan diantaranya dengan beberapa kali melakukan uji coba
rudal balistik meskipun saat ini Iran sedang di bawah pengawasan ketat Perjanjian
Nuklir. Kedua, kecenderungan Israel dan Arab Saudi sebagai kekuatan hegemoni
lainnya di kawasan untuk membentuk koalisi anti-Iran membuat negaranya
semakin khawatir dan semakin tertekan. Untuk Itu, pada penemuan ketiga, Iran
melakukan deterrence untuk memberikan intimidasi kepada pihak Israel maupun
koalisi Israel-Saudi dan menunjukkan negaranya masih berambisi dan mampu
untuk mengejar senjata nuklir.