Abstract:
Saat ini, isu polusi udara telah menjadi salah satu trending topic di
Indonesia. Dua sektor industri yang banyak memberikan kontribusi emisi karbon
adalah mining and metals dan oil and gas. Oleh karena itu, menjadi penting bagi
perusahaan untuk membuat pengungkapan kinerja emisi karbonnya. Terdapat dua
basis pengukuran yang dapat digunakan sebagai menjadi pedoman dalam membuat
pengungkapan terkait dengan emisi karbon, yaitu Global Reporting Initiative (GRI)
dan carbon disclosures checklist.
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis
kinerja emisi karbon pada perusahaan di industri mining and metals dan oil and gas
berdasarkan pengukuran GRI dan carbon disclosures checklist, serta menganalisis
perbandingan antara basis pengukuran GRI dan carbon disclosures checklist dalam
mengukur kinerja emisi karbon selama periode 2016-2018. Penelitian ini dilakukan
menggunakan teknik content analysis dan metode deskriptif dengan mengambil
sumber data sekunder berupa 33 (tiga puluh tiga) laporan keberlanjutan yang
diterbitkan oleh 11 (sebelas) perusahaan di bidang mining and metals dan oil and gas
dalam rentang periode tahun 2016-2018. Sebelas perusahaan yang menjadi objek
penelitian dalam penelitian ini, yaitu PT Aneka Tambang Tbk., PT Bukit Asam Tbk.,
PT Bumi Resources Tbk., PT Indo Tambangraya Megah Tbk., PT Petrosea Tbk., PT
Vale Indonesia Tbk., PT Badak LNG, PT Pertamina, PT Pertamina EP Cepu, PT
Perusahaan Gas Negara, dan PT Pertamina Geothermal Energy.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kinerja
emisi karbon pada perusahaan di sektor industri mining and metals dan oil and gas,
baik berdasarkan basis pengukuran GRI maupun carbon disclosures checklist, secara
keseluruhan sama-sama memiliki hasil yang cukup baik. Tidak ada satu pun
perusahaan yang tidak pernah mengungkapkan indikator GRI maupun carbon
disclosures checklist dari total 11 (sebelas) perusahaan. Selain itu, perbandingan antara
basis pengukuran GRI dan carbon disclosures checklist dalam mengukur kinerja emisi
karbon menghasilkan kesimpulan bahwa kedua basis pengukuran tersebut memiliki
hubungan yang saling terkait satu sama lain. Carbon disclosures checklist dapat
dikatakan sebagai bentuk rincian dari indikator GRI, hal ini disebabkan karena carbon
disclosures checklist memiliki penilaian yang lebih kompleks dibandingkan dengan
indikator GRI. Terkait dengan analisis kinerja emisi karbon, dalam 3 (tiga) tahun
terakhir, kinerja perusahaan secara umum telah menunjukkan hasil yang cukup baik
karena menunjukkan tren angka emisi yang cenderung menurun untuk emisi karbon
cakupan 1. Akan tetapi, angka emisi karbon cakupan 2 dan 3 serta konsumsi energi
menunjukkan peningkatan di tahun 2018. Walaupun begitu, peningkatan yang terjadi
masih tidak melebihi besaran angka emisi di tahun 2016 sehingga dapat dikatakan
bahwa kinerja perusahaan masih cukup baik. Selain itu, hasil juga menunjukkan bahwa
emisi yang paling banyak diungkapkan oleh perusahaan adalah emisi karbon cakupan
1 dengan jenis emisi CO2 yang memiliki nilai angka emisi tertinggi, sedangkan jenis
emisi yang paling tidak banyak diungkapkan oleh perusahaan adalah emisi bahan
perusak ozon.