Abstract:
Perusahaan yang bergerak pada industri tekstil memiliki tujuan utama untuk mencapai laba yang seoptimal mungkin dengan memperhatikan aspek kualitas produk yang dihasilkan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Namun, dalam prosesnya perusahaan mengalami masalah yang signifikan, yaitu tingkat kecacatan produk yang tinggi sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya perbaikan dan terdapat kerugian berupa penurunan harga jual barang yang cacat tersebut. Biaya perbaikan yang timbul adalah biaya obat dan bahan kimia pencelupan, biaya tenaga kerja tambahan, dan biaya listrik tambahan untuk mengerjakan perbaikan tersebut. Oleh karena itu, pemeriksaan operasional dan penerapan analisis six sigma dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyebab kecacatan produk dan merancang solusi atas permasalahan tersebut agar tingkat produk cacat dapat berkurang.
Pemeriksaan operasional merupakan proses mengevaluasi kondisi perusahaan saat ini untuk mengembangkan rekomendasi untuk mencapai kegiatan produksi yang efektif dan efisien dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus. Sedangkan, analisis six sigma merupakan sebuah pendekatan teknis berbasis data untuk menentukan kondisi perusahaan saat ini dan mencari akar permasalahan pada aktivitas produksi secara spesifik terutama dalam hal kecacatan produk. Aktivitas produksi merupakan aktivitas utama pada perusahaan manufaktur yang menciptakan nilai guna pada suatu barang atau jasa. Aktivitas produksi yang tidak efektif dan efisien dapat menyebabkan masalah yang berujung pada tingkat kecacatan produk yang tinggi.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah descriptive study. Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu hasil wawancara dan observasi, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah hasil produksi aktual perusahaan, struktur organisasi, dan SOP perusahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapangan dan studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah perhitungan data untuk analisis six sigma, analisis penyebab dan dampak permasalahan kecacatan produk, dan perhitungan biaya perbaikan dan penurunan harga jual yang timbul akibat produk cacat. Objek penelitiannya adalah pemeriksaan operasional terhadap proses produksi untuk mengurangi produk cacat dengan penerapan six sigma (studi kasus pada PT CA).
Berdasarkan hasil analisis six sigma, dihasilkan nilai sigma pada PT CA sebesar 3,14σ yang mengindikasikan rata-rata kecacatan produk sebesar sekitar 70.000 yard tiap satu juta yard selama 5 bulan mulai dari April 2019 hingga Agustus 2019. Nilai sigma tersebut menggambarkan kondisi perusahaan yang kurang ideal karena masih jauh dari angka 6σ yang paling ideal. Dengan menggunakan analisis diagram pareto, ditentukan bahwa 77% permasalahan perusahaan disebabkan oleh kesalahan pada proses tenun. Kecacatan produk tersebut menyebabkan biaya perbaikan sebesar Rp. 345.104.114 dan penurunan harga jual sebesar Rp. 4.604.054.000. selama 5 bulan tersebut. Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan mulai dari pelatihan karyawan secara rutin, melakukan investasi pada mesin tenun serta perbaikan mesin secara berkala, dan perbaikan sistem pelaporan pada tiap-tiap divisi produksi. Agar rekomendasi tersebut dapat diterapkan dan menjadi efektif , perusahaan sebaiknya mampu menurunkan produk cacatnya sebesar 31% pada cacat tenun agar dapat menutupi biaya investasi mesin tenun tersebut pada tahun yang sama. Pemeriksaan operasional dan analisis six sigma juga harus dilakukan secara konsisten agar dapat mencegah masalah-masalah yang dapat muncul di masa yang akan datang.