Pengaruh aturan jarak bebas terpendek antar bangunan tinggi dalam satu daerah perencanaan di Kota Bandung terhadap akses sinar matahari pada dinding yang berhadapan

Show simple item record

dc.contributor.author Santoso, Amirani Ritva
dc.contributor.author Mandala, Ariani
dc.date.accessioned 2020-03-02T03:40:18Z
dc.date.available 2020-03-02T03:40:18Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other 144259
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/10269
dc.description.abstract Perkembangan kota ke arah vertikal adalah suatu keniscayaan, karena jumlah warga kota yang terus bertambah serta luas lahan yang semakin langka dan mahal. Bangunan tinggi juga kini mulai marak dibangun di kota Bandung, sehingga aturan jarak bebas antar massa bangunan tinggi sangat dibutuhkan untuk mengeliminasi gangguan yang tidak diinginkan. Aturan jarak bebas antar dua bangunan dalam satu tapak perencanaan di Kota Bandung telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandung nomor 05, tahun 2010, tentang Bangunan Gedung. Pengaturan jarak dilakukan dengan menggunakan rumusan tertentu yang sama bagi semua tapak dan dibuat berdasarkan derajat ketransparanan dinding yang berhadapan. Jarak bebas terpanjang diterapkan pada kondisi kedua dinding yang berhadapan bersifat transparan, sedangkan jarak bebas terpendek diterapkan pada kondisi kedua dinding yang berhadapan bersifat masif. Akses sinar matahari pada tiap dinding pada bangunan sangat berharga untuk mengoptimalkan pemanfaatan sinar matahari sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan. Walaupun jarak terpendek diterapkan pada dinding bangunan yang masif, tapi potensi pemanfaatan area ini sebagai area pemasangan instalasi kolektor energi sinar matahari sangatlah besar. Variasi orientasi massa bangunan, jarak antar massa bangunan pada tapak dan letak geografisnya akan menghasilkan pola pembayangan yang bervariasi pula, sehingga dikuatirkan untuk tatanan massa bangunan dengan jarak bebas terpendek akan mendapatkan akses sinar matahari yang terbatas. Untuk itu kajian lebih spesifik dilakukan dengan metode deskriptif komparatif, lewat komparasi pola pembayangan yang disimulasi menggunakan maket studi dan heliodon, juga program sketchup. Simulasi pola pembayangan diterapkan pada lokasi Kota Bandung dengan ketentuan jarak bebas terpendek dari 2 variasi ketinggian massa bangunan ( 4 lantai dan 8 lantai ) dengan 4 variasi orientasi ( Utara/Selatan, Barat/Timur, Barat Daya/Timur Laut, Barat Laut/Tenggara ). Sampel pola pembayangan diambil dari setiap bulan sepanjang tahun dengan 5 periode waktu harian ( jam 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 ). Dari simulasi pola pembayangan pada dinding yang berhadapan dengan 4 variasi orientasi ditemukan, bahwa bangunan dengan orientasi Utara/Selatan memiliki akses sinar matahari terbanyak dengan durasi paling panjang di banding orientasi lainnya. Sedangkan orientasi Barat/ Timur memiliki akses sinar matahari yang paling sedikit dibandingkan dengan tiga orientasi lainnya, karena akses sinar matahari penuh hanya diperoleh pada durasi yang sangat singkat ( hanya satu jam ) dan berpindah dari dinding menghadap timur dan Sedangkan orientasi Barat Daya/Timur Laut dan Barat Laut/Tenggara memiliki akses sinar matahari sedang. Sehingga untuk memanfaatkan energi sinar matahari secara optimal, maka sebaiknya bangunan diorientasikan ke arah Utara/Selatan. Sedangkan untk orientasi lainnya dibutuhkan jarak bebas yang lebih Panjang. Sedangkan hasil analisa simulasi dengan dua variasi ketinggian bangunan dan jarak bebas terpendek juga diperoleh kesimpulan bahwa perbandingan tinggi dan jarak bebas terpendek belum seimbang, sehingga akses sinar matahari pada bangunan yang lebih tinggi menjadi lebih sedikit dibanding dengan bangunan yang lebih rendah. Sehingga perlu kajian lanjutan untuk menghasilkan perbandingan tinggi dan jarak bangunan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan akses sinar matahari pada ke dua dinding yang berhadapan. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject Jarak Bebas Terpendek en_US
dc.subject Bangunan Tinggi en_US
dc.subject Pola Pembayangan en_US
dc.subject Akses Sinar Matahari en_US
dc.subject Dinding yang Berhadapan en_US
dc.title Pengaruh aturan jarak bebas terpendek antar bangunan tinggi dalam satu daerah perencanaan di Kota Bandung terhadap akses sinar matahari pada dinding yang berhadapan en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account