Usulan saat istirahat bagi pengemudi yang kekurangan tidur kronis pada jalan monoton dengan memperhatikan tipe sirkadian

Show simple item record

dc.contributor.advisor Siswanto, Daniel
dc.contributor.author Irawati, Evelyn
dc.date.accessioned 2017-03-14T07:35:21Z
dc.date.available 2017-03-14T07:35:21Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp33445
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/1016
dc.description 4408 - FTI
dc.description.abstract disarankan beristirahat pada menit ke-49 dengan persentase kenaikan sebesar 11,352%. Salah satu faktor pada manusia yang menyebabkan kecelakaan adalah kelelahan (fatigue). Indikator dari kelelahan dapat diukur dari tingkat kantuk. Kelelahan yang terkait dengan penurunan performansi disebabkan oleh kekurangan tidur. Kekurangan tidur terdiri dari kekurangan tidur akut dan kronis. Kekurangan tidur kronis merupakan pembatasan waktu tidur selama beberapa hari berturut-turut. Angka kecelakaan meningkat akibat kondisi kekurangan tidur kurang dari 7 jam yang terjadi selama 2 hari berturut-turut. Selain itu, kondisi jalan monoton berpengaruh dalam kelelahan mengemudi daripada jalan tidak monoton. Untuk meminimasi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kekurangan tidur kronis, perlu dilakukan istirahat pada waktu tertentu. Dalam penelitian ini digunakan Morningness-Eveningness Questionnaire untuk penentuan tipe sirkadian partisipan. Partisipan yang terlibat dalam penelitian merupakan pria berusia antara 18-25 tahun yang mampu mengemudikan mobil dan mempunyai Surat Izin Mengemudi. Kemudian, waktu tidur dari partisipan dilakukan pembatasan dengan durasi tidur kurang dari 5 jam dan 5-7 jam selama dua hari berturut-turut. Pada eksperimen digunakan driving simulator selama 60 menit menggunakan EEG sebagai alat ukur objektif dan KSS sebagai alat ukur subjektif. Alat tersebut digunakan untuk mengukur perubahan gelombang yang dapat menandakan perubahan kondisi kewaspadaan. Gelombang dikonversi menggunakan software MatLabR2009A. Untuk memperoleh rasio tingkat kantuk dapat dilakukan perbandingan antara gelombang slow waves dan fast waves. Selanjutnya, dilakukan pengujian ANOVA untuk mengetahui pengaruh dari tipe sirkadian, durasi tidur, dan interaksi keduanya. Dari pengujian ANOVA dapat diperoleh hasil bahwa tipe sirkadian tidak berpengaruh terhadap tingkat kantuk dengan nilai F sebesar 0,0021, sedangkan durasi tidur berpengaruh terhadap tingkat kantuk dengan nilai F sebesar 39,608. Interaksi antara kedua faktor tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kantuk dengan nilai F sebesar 0,1533. Usulan yang dapat diberikan adalah penentuan waktu istirahat dengan melihat persentase kenaikan tingkat kantuk tertinggi. Untuk durasi tidur kurang dari 5 jam, pengemudi disarankan beristirahat pada menit ke-29 dengan persentase kenaikan sebesar 12,44%, sedangkan durasi tidur 5-7 jam pengemudi en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - UNPAR en_US
dc.title Usulan saat istirahat bagi pengemudi yang kekurangan tidur kronis pada jalan monoton dengan memperhatikan tipe sirkadian en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2013610208
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0425057601
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI613#Teknik Industri


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account