Kajian awal pewarna berbasis bahan alam sebagai substistusi pewarna sintesis dalam industri tekstil berkelanjutan

Show simple item record

dc.contributor.author Ramadhany, Putri
dc.contributor.author Witono, Judy Retti
dc.date.accessioned 2020-02-12T01:20:41Z
dc.date.available 2020-02-12T01:20:41Z
dc.date.issued 2019
dc.identifier.other 144191
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/10119
dc.description.abstract Dalam 15 tahun terakhir, industri tekstil meningkat dua kali lipat dan diprediksi akan terus meningkat akibat peningkatan populasi kelas menengah. Setiap harinya industri tekstil memproduksi limbah cair berwarna yang berasal dari bahan kimia (pewarna sintesis, mordant) yang merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia. Permasalahan lingkungan dan kesehatan yang dihadapi ini telah memicu beberapa peneliti dan praktisi industri untuk mencari solusi nyata, salah satunya adalah penggunaan pewarna alami. Pewarna alami adalah pewarna yang sustainable, namun sayangnya masih belum bisa memenuhi permintaan yang besar dari industri tekstil. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan teknologi dalam mengekstrak pewarna alami, ketidakcocokan pewarna alami dengan mesin dan material kain yang sudah ada, warna yang kurang beragam dan lemahnya kekuatan warna alami jika dibandingkan dengan pewarna sintesis. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pewarna alami siap pakai yang memiliki kekuatan warna seperti pewarna sintesis. Penelitian mencakup ekstraksi pewarna alami dari kunyit dengan pelarut air dan formulasi larutan zat warna siap pakai. Ekstrak kunyit ditambahkan dengan komponen fixative atau pengikat berupa emulsifier dan mordan (mordant), dimana rasio konsentrasi emulsifier dan mordan akan divariasikan. Mordan yang digunakan adalah jeruk nipis dan kapur (CaCO3). Emulsifier yang digunakan adalah Tween 80. Formulasi zat warna kemudian digunakan dalam proses pencelupan kain. Kain pewarnaan kemudian dianalisa lebih lanjut mengenai koordinasi warna, kekuatan warna, dan ketahanan warnanya. Hasil menunjukkan bahwa mordan jeruk nipis menghasilkan warna yang lebih cerah dibandingkan kapur, dengan ketahanan warna setelah proses pencucian sebesar 82%. Penambahan emulsifier dianggap memberikan efek yang kurang baik terhadap kekuatan dan ketahanan warna. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.subject pewarna alami en_US
dc.subject natural dye en_US
dc.subject curcuma en_US
dc.subject kunyit en_US
dc.subject color coordination en_US
dc.subject color strength en_US
dc.subject coclor fastness en_US
dc.title Kajian awal pewarna berbasis bahan alam sebagai substistusi pewarna sintesis dalam industri tekstil berkelanjutan en_US
dc.type Research Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account