Abstract:
Arsitektur dalam kehidupan manusia berpengaruh pada pola pikir dan secara bertahap mempengaruhi perilaku dalam suatu masyarakat. Memahami hubungan antara lingkungan dan cara berpikir adalah sesuatu yang penting terutama bagi perancang, dimana hal yang menarik dari arsitektur adalah kemampuannya untuk masuk ke dalam pengalaman nostalgia melalui indera dan emosi. Arsitektur juga berperan sebagai panggung / setting dalam proses penciptaan pengalaman baru yang mengesankan. Persepsi memberikan gambaran atau perkiraan terbaik akan keadaan saat ini dari sebuah lingkungan binaan yang mengelilingi kita. Kita membutuhkan fakta dan opini publik dari lingkungan binaan di sekeliling kita, serta mengingat reaksi emosional dari sebuah lingkungan berdasarkan pengalaman. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa kita dapat menggunakan representasi mental dari lingkungan binaan untuk merencanakan, meahami, dan bahkan memecahkan masalah yang berhubungan dengan konteks lingkungan, secara umum, peneliti menyebut kemampuan untuk membayangkan dan memperkirakan dunia spasial sebagai ‘Environmental Cognition’. Kota Cimahi sendiri selama ini dikenal sebagai kota militer, dengan latar belakang tradisi militer, yang berkembang juga melalui industrialisasi. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah apa yang dimaksud dengan identitas kota menurut penduduk kota Cimahi. Sehingga penelitian ini hendak mencoba memetakan identitas kota berdasarkan persepsi penduduk. Penelitian akan dilakukan melalui pendekatan ‘environmental perception’ dengan metoda penelitian menggunakan ’cognitive mapping’ dan instrumen penelitian berupa ‘sktech map’ dan ‘task recognition’. Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti dapat merumuskan kriteria untuk merancang bangunan baru dalam setting historis guna mendapatkan perubahan perilaku yang diharapkan.