Abstract:
Dalam perencanaan bangunan air, diperlukan besaran banjir rencana (Design Flood) yang dalam proses
penentuannya memerlukan kalibrasi parameter model banjir. Salah satu metode untuk melakukan proses
kalibrasi banjir dapat menggunakan perangkat lunak HEC-HMS. Dalam HEC-HMS terdapat tiga submodel
yaitu Losses, Transform, dan Baseflow. Dalam perkembangan penggunaan model HEC-HMS
masih memanfaatkan sub-model Transform dimana nilai Peak Rate Factor (PRF) bersifat konstan
sebesar 484 dalam pemodelan. Nilai PRF sangat bergantung kepada kondisi fisik wilayah yang dikaji
yaitu kemiringan lahan. Berdasarkan fenomena dimana seharusnya nilai PRF bervariatif dalam
pemodelan sedangkan kenyataan masih konstan, dilakukanlah penelitian ini. Tujuan utama dilakukan
penelitian ini adalah melihat peranan PRF dalam proses kalibrasi banjir. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, variasi nilai PRF menghasilkan hasil simulasi yang cukup baik seperti yang ditunjukkan
nilai fungsi objektif pada 2 wilayah studi. Berikut perbandingan nilai fungsi objektif DAS Selorejo pada
kejadian banjir Maret 2007 antara PRF konstan 484 dengan variasi nilai PRF, RMSE atau Root Mean
Square Error (0,63 m ;0,59 m), Koefisien Korelasi (0,977; 0,976), dan Perbedaan Puncak Banjir (43,04
%; 41,46 %). Sedangkan pada DAS PDA Cipasang, kriteria model evaluasi dari Nash-Sutclife (0,818
;0.820), RMSE atau Root Mean Square Error (66,20 m3/s ;65,91 m3/s), Koefisien Korelasi (0,916;
0,917), dan Perbedaan Puncak Banjir (32,75 %; 32,50 %). Pengaruh PRF dalam model banjir, dilakukan
menggunakan pilihan sub-model adalah SCS Curve Number untuk Losses, SCS Unit Hydrograph untuk
Transform dan Recession Constant untuk Baseflow. Hasil Studi ini mengindikasikan pengaruh variasi
nilai PRF tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan PRF konstan.