Abstract:
Pada bangunan cagar budaya, kebutuhan akan sirkulasi vertikal yang mudah sangat dibutuhkan, Hal ini bertujuan agar bangunan-bangunan cagar budaya tetap relevan dan fungsional dalam perkembangan zaman. Permasalahan utama adalah menyeimbangkan antara mempertahankan penataan ruang cagar budaya dengan perletakan sistem sirkulasi vertikal. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan penggunaan metode sintaks ruang bersama dengan kriteria konservasi bangunan cagar budaya untuk menentukan perletakan sirkulasi vertikal pada bangunan dengan menganalisis dari segi pencapaian dan keterhubungan ruang dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah konservasi cagar budaya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif simulasi ekseprimental dengan penggunaan program komputer Depthmap x sebagai alat untuk analisa simulasi metode sintaks ruang yang akan didukung oleh teori-teori terkait. Penelitian dilakukan pada Gedung UNPAR Jl.Merdeka no.30 Bandung yang merupakan bangunan dengan status cagar budaya yang digunakan sebagai gedung perkuliahan Pascasarjana. Gedung ini telah mengalami banyak perubahan baik dari segi struktur, fungsi hingga keorganisasian pengguna yang menyebabakan perlunya penyesuaian kembali Kebutuhan akan sirkulasi ruang yang ada sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna. Hasil Penelitian menunjukan kemungkinan perletakan sirkulasi vertikal pada gedung UNPAR Jl.Merdeka no.30 Bandung dengan tetap mempertahankan nilai cagar budaya namun tetap memperhatikan faktor kemudahan dan penempatan ruang yang efektif berdasarkan hasil analisis sintaks ruang
