Abstract:
Industri konstruksi di Indonesia dihadapkan dengan proyek yang rumit dengan jangka waktu yang singkat, serta dituntut agar memaksimalkan fungsi dengan biaya minimal dan tidak mengesampingkan kualitas. Agar tantangan tersebut dapat dihadapi maka dibutuhkan metode untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, serta untuk meningkatkan daya saing di industri konstruksi. Salah satunya dengan lean construction. Lean construction adalah suatu cara untuk mendesain sistem produksi yang dapat meminimalisasi pemborosan (waste) dari pemakaian material, waktu, dan usaha dalam rangka menghasilkan nilai yang maksimum. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana pengaruh penerapan lean construction terhadap minimalisasi waste, khususnya waste material pada proyek konstruksi serta mengidentifikasi metode lean construction yang paling dominan. Jenis proyek konstruksi yang ditinjau adalah proyek konstruksi bangunan gedung yang berada di Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta, dan sebagian Provinsi Banten. Data yang digunakan adalah hasil jawaban kuesioner kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, serta analisis regresi linear berganda menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 21 setelah itu mencari sumbangan efektif (SE) untuk mencari metode yang paling dominan. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa metode lean construction sudah mulai diterapkan di proyek konstruksi dengan nilai R2 yang diperoleh sebesar 0,793 maka dapat diartikan bahwa variabel independen (metode lean construction) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (minimalisasi waste) dengan persentase sebesar 79,30% yang menunjukkan adanya hubungan kuat. Metode yang paling dominan terhadap minimalisasi waste yaitu value stream mapping dengan nilai SE sebesar 47,905%; last planner system dengan nilai SE sebesar 23,746%; the 5s process dengan nilai SE sebesar 22,975%; dan supply chain management dengan nilai SE sebesar 14,911%. Selain itu terdapat metode yang berada di peringkat terakhir yaitu fail-safe for quality and safety dengan nilai SE sebesar 9,212% dan work structuring dengan nilai SE sebesar 8,777%.