Abstract:
Banyak inovasi teknologi telah dikembangkan dan diperkenalkan untuk industri Arsitektur,
Teknik, dan Konstruksi (A/E/C); salah satunya adalah Building Information Modeling (BIM).
Teknologi ini menawarkan potensi untuk menghasilkan efisiensi dan perolehan kinerja yang lebih
besar selama fase desain dan konstruksi, yang dapat menguntungkan pemangku kepentingan
proyek. Ini sebenarnya bukan hal baru tetapi penerapannya dalam industri masih dapat dianggap
rendah dengan hanya sedikit perusahaan A/E/C Indonesia yang memiliki pengalaman dengan
BIM. Pengalaman praktis mereka layak didokumentasikan secara ilmiah untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik yang dapat mendorong penerimaan yang lebih luas di industri. Dari
sudut pandang akademis, ini juga dapat memperkaya literatur yang ada, yang terbatas ketika
menyangkut industri A/E/C Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi
kesenjangan ini dengan mengatasi empat masalah utama: pandangan secara umum penerapan
BIM, keuntungan, dan kerugian yang dirasakan oleh pengguna, faktor penghalang, dan potensi
aplikasi masa depannya. Penelitian ini melakukan pendekatan kualitatif melalui wawancara semiterstruktur
dengan para praktisi dan akademisi BIM yang berpengetahuan dan berpengalaman
untuk pengumpulan data. Sebanyak 10 profesional yang mewakili perusahaan kontraktor,
pengembang, dan konsultan desain bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden.
Responden ini memiliki pengalaman terkait BIM antara 1 dan 17 tahun, rata-rata sekitar 5 tahun
dan pengalaman terkait A/E/C antara 5 dan 38 tahun, dengan rata-rata sekitar 16 tahun.
Berdasarkan wawancara, responden ini mengkonfirmasi aplikasi BIM terbatas di industri A/E/C
Indonesia. Mereka memilih untuk mengadopsi teknologi ini untuk keuntungan yang dirasakan
berikut: mengendalikan proyek konstruksi dengan lebih baik, mendeteksi lebih awal konflik
selama fase desain, mengurangi permintaan informasi, mengurangi limbah material,
memperkirakan biaya, menghindari pengerjaan ulang, menghemat sumber daya manusia,
menyederhanakan dokumentasi proyek, dan mendapatkan proyek baru. Menariknya, para
responden sampai sekarang tidak mengakui adanya kerugian dalam menggunakan BIM. Meskipun
demikian, mereka mengidentifikasi ada faktor penghalang yang dapat menghambat aplikasi BIM,
termasuk tidak adanya peraturan, biaya investasi tinggi di awal, perubahan dari budaya kerja
tradisional, kebutuhan pelatihan, dan biaya tambahan. Para responden setuju bahwa BIM memiliki
potensi besar di masa depan dengan semakin meningkatnya kesadaran industri dan tren pasar yang
mendukung implementasi BIM. Penelitian ini juga memberikan beberapa arahan untuk penelitian
masa depan.