dc.description.abstract |
Industri makanan dan minuman pada saat ini berkembang pesat di Indonesia, khususnya pada produk roti tawar. Perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman harus meningkatkan kualitasnya sebagai daya saing dengan kompetitor. Melalui peningkatan kualitas juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya terutama pada terjadinya kecacatan produk pada suatu perusahaan. CV.PM sebagai salah satu produsen roti tawar, ingin meningkatkan kualitas produk roti tawar.
Metode DRIVER diterapkan oleh CV.PM untuk proses pengendalian kualitas roti tawar. Penerapan metode tersebut dimulai dari tahap define dengan membuat deskripsi suatu proses produksi dengan membuat diagram SIPOC. Pada tahap review, dalam kondisi awal perusahaan didapatkan banyak peformansi dari aktivitas proses produksi belum sesuai dengan standar dari perusahaan melalui pembuatan Value Stream Mapping (VSM) dan Stastical Process Control (SPC). Setelah itu dilanjutkan pada tahap investigate melalui cause and effect analysis untuk mengetahui akar masalah untuk setiap jenis kecacatan pada produk.
Selanjutnya pada tahap verify dihasilkan 12 usulan tindakan perbaikan untuk mengatasi masalah tersebut melalui Failure Mode and Effect Analyisis (FMEA). Pada tahap execute, melalui konsep diagram pareto, tindakan perbaikan yang dilakukan berjumlah sebanyak 6 buah, meliputi perubahan pada proses pengadukan bahan baku, komposisi terigu, timbangan manual, waktu pengistirahatan adonan, maintanance blower, dan jumlah sumber daya manusia. Melalui perubahan tersebut maka dibuat VSM dan SPC setelah perbaikan.
Tahap terakhir yang dilakukan adalah adalah reinforce. Pada tahap ini, dilakukan analisis sebelum dan sesudah perbaikan, analisis biaya kualitas, perencanaan proses perbaikan selanjutnya, dan analisa 5S setelah perbaikan. Setelah dilakukan analisa perbandingan antara rata-rata sebelum perbaikan dan setelah perbaikan ditemukan bahwa total kecacatan rata-rata sebelum perbaikan sebesar 8%,13%, 21% dan setelah perbaikan sebesar 0,61%, 0,96%, 1,68% untuk roti kadet, kasino, dan TSK. Selain itu terjadinya peningkatan pada biaya kualitas dengan selisih Rp. 2.263.833,- per bulan antara sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan. Akan tetapi dapat menurunkan keuntungan yang hilang sebesar Rp. 4.638.800,-, Rp 1.328.100,-, Rp. 372.200,- per bulan untuk roti kadet, kasino dan TSK. Dengan demikian, penerapan satu siklus DRIVER pada PM telah berhasil mengurangi tingkat kecacatan produksi roti tawar. |
en_US |