Abstract:
Orang Muda bukan hanya merupakan masa depan tetapi masa kini Gereja. Ungkapan tersebut
menyiratkan bahwa keterlibatan seseorang di dalam Gereja tidak dimulai ketika ia sudah menjadi
dewasa. Keterlibatan seseorang di dalam Gereja dimulai ketika ia masih muda. Gereja tidak bisa
menunggu Orang Muda Katolik (OMK) sampai menjadi dewasa agar memiliki kesempatan terlibat
dalam Gereja. OMK memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama dengan orang dewasa terhadap
Gereja pada saat ini. Untuk itu dibutuhkan model Gereja yang membuka ‘ruang’ bagi OMK untuk
terlibat. Model Gereja sebagai komunitas yang regeneratif dan komplementer menjadi model
Gereja yang dipandang mampu memberikan ‘ruang’ bagi OMK untuk terlibat dalam karya Gereja.
Model Gereja sebagai komunitas yang regeneratif diinspirasi oleh pribadi Timotius yang dalam
usia muda mendapatkan kepercayaan dari Paulus untuk menjadi tokoh jemaat. Timotius pun
merupakan teladan kebijaksanaan dalam kata dan perbuatan. Sedangkan model Gereja sebagai
komunitas yang komplementer diinspirasi oleh gambaran tubuh yang dituliskan oleh Paulus dalam
surat pertama kepada jemaat di Korintus. Paulus menggambarkan Gereja sebagai tubuh dengan
tujuan mengingatkan akan sifat saling ketergantungan antar anggota. Penggunaan model Gereja
sebagai komunitas yang regeneratif dan komplementer diawali dengan membuka kesempatan bagi
OMK untuk menjadi bagian dalam keanggotaan Gereja. Di samping itu, model Gereja sebagai
komunitas yang regeneratif dan komplementer pun menekankan proses pendampingan dan
kerjasama yang terjadi antara orang dewasa dan OMK.