Abstract:
Orang Nias menghayati rumah adat tidak hanya sebagai tempat hunian, namun sebagai ungkapan dan buah dari persekutuan. Pembangunannya selalu ditandai dengan ritual adat. Hal itu menunjukkan semangat kebersamaan dan persekutuan. Ritual-ritual tersebut bertujuan untuk menciptakan harmoni antara anggota masyarakat. Oleh karena itu, rumah adat Nias dan proses pembangunannya adalah wadah untuk mempersatukan masyarakat. Hal itu tampak dari bentuknya (oval). Rumah adat Nias memperlihatkan dimensi persekutuan dari sisi konstruksi, dimana bahannya merupakan gambaran masyarakat, yang menopang dan “mengait” satu sama lain. Dengan demikian, nilai-nilai rumah adat Nias dan pembangunannya, yakni kepemimpinan, pengorbanan, kebersamaan, berbagi, dan mistik dapat digunakan untuk mengembangkan semangat persekutuan gerejani dengan iman umat. Gereja adalah umat beriman yang dipersatukan Allah dan didasarkan pada iman akan Yesus Kristus. Semangat persekutuan gerejani tampak pada kebersamaan, perjamuan, hidup komunitas, dan doa bersama. Dimensi persekutuan tersebut ditandai dengan hidup saling mengasihi dan semangat berbagi. Rumah adat dan proses pembangunannya memiliki semangat persekutuan. Proses pembangunan rumah adat Nias tersebut dapat dipakai sebagai model kultural untuk menumbuhkan Gereja sebagai persekutuan. Selain itu, model tersebut dapat menginspirasi Gereja untuk menanamkan iman dalam kultur budaya Nias.