Abstract:
Perkembangan teknologi yang mengarah ke banyak aspek kehidupan,
termasuk pemasaran. Saat ini, berbelanja dapat dilakukan dengan melakukan klik
di rumah dan tanpa dibatasi waktu. Yang telah didukung oleh fasilitas dari bank,
transaksi online dapan dilakukan kapan saja, dan dimana saja. Tetapi di sisi lain,
belanja online dapat menyebabkan perasaan tidak aman dari transaksi itu sendiri
karena banyak kondisi. Seperti informasi data pribadi, yang termasuk informasi
bank yang diperlukan, dapat mengakibatkan risiko dalam kebocoran informasi.
Selain itu, konsumen hanya meilihat penampilan produk dan deskripsi secara online
yang mungkin berbeda dengan kondisi produk yang sebenarnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian tentang persepsi
risiko yang dirasakan dan minat beli konsumen di Lazada, yang meruapan salah
satu market place paling terkenal di Indonesia. Persepsi risiko yang terdiri dari
risiko keuangan, risiko produk, risiko fungsional, risiko keamanan dan risiko
kehilangan waktu sementara minat beli adalah minat transaksional, minat
referensial, minat preferensial dan minat eksploratif.
Data yang dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner untuk 100
responden. Data tersebut kemudian diolah untuk mengetahui apakah persepsi risiko
mempengaruhi minat beli konsumen di Lazada. Hasilnya menunjukan bahwa
bahwa persepsi risiko yang dirasakan oleh konsumen memiliki korelasi negatif dan
signifikan terhadap minat beli, yang berarti bahwa persepsi risko yang tinggi akan
mengurai minat beli.
Kesimpulan dari penelitian ini, Lazada di sarankan untuk memberikan lebih
banyak upaya untuk mengurangi persepsi risiko yang diraskaan konsumen, yang
nantinya diharapkan untuk meningkatkan minat beli konsumen, terutama pada
risiko kehilangan waktu dan risiko keamanan yang memiliki korelasi signifikan
sebagian dari minat beli.