Abstract:
Orang-orang Rohingya disebut-sebut sebagai orang yang paling dituntut di dunia dan mereka cenderung mencari suaka di Bangladesh karena itu adalah negara tetangga Myanmar. Namun, setelah pembantaian baru-baru ini pada 25 Agustus 2017, Bangladesh telah menghadapi gelombang pengungsi terbesar. Oleh karena itu, untuk meringankan beban Bangladesh, pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kepada Bangladesh. Dalam tesis ini, dicoba untuk mencari tahu apa saja bantuan langsung seperti bantuan kemanusiaan dan bantuan tidak langsung yang diberikan oleh Indonesia terhadap Bangladesh. Tesis ini juga membahas tentang hubungan bilateral antara Bangladesh dan Indonesia untuk menunjukkan hubungan baik antara negara-negara dan juga tentang sejarah dan penyebab migrasi kuat Rohingya. Seiring dengan hubungan dengan Bangladesh, ada upaya untuk memberikan gambaran sekilas tentang strategi Indonesia untuk menjaga hubungan baik dengan Myanmar melalui diplomasi kemanusiaan. Dalam tesis, teori liberalisme institusional telah digunakan untuk menunjukkan pembantaian terhadap Rohingya adalah pelanggaran hak asasi manusia dan untuk alasan masyarakat internasional serta pemerintah Indonesia telah memperpanjang tangan mereka melalui bantuan kemanusiaan yang juga merupakan salah satu konsep dari tesis. Akhirnya, konsep diplomasi kemanusiaan telah ditambahkan untuk menggambarkan bantuan kemanusiaan sebagai bagian dari diplomasi kemanusiaan.